MALANGTIMES - Peluang menjadi perajin batik banyak diincar oleh para pencari kerja di Kota Malang. Dari kuota 40 peserta yang dijaring oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Malang, ada sebanyak 104 warga yang mendaftar. Pelatihan memproduksi batik tulis tersebut diharapkan dapat menekan angka pengangguran di kota pendidikan itu.
Baca Juga : Pertama Kalinya di Malang Ada Studio Apartemen Luas Harga Termurah Hanya di Kalindra
Kasi Pelatihan Disnaker Kota Malang Tjuratna mengatakan, pelatihan itu merupakan permintaan warga yang diajukan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2018 lalu. "Pelatihan ini berasal dari Musrenbang, ini merupakan usulan beberapa kelurahan yang menginginkan warganya berlatih membatik," tutur Ratna, sapaan akrabnya.
Menurut Ratna, peminat yang mendaftar pelatihan membatik sangat banyak, mencapai 104 orang. Sementara kuotanya hanya 40 orang. Para peserta itu mengikuti pelatihan langsung di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Batik Soendari, Jalan PTP II Permata Sukarno-Hatta A2, Kota Malang. "Ada dua tahap, masing-masing 20 orang. Kami mulai tanggal 26, berakhir tanggal 9 Juli 2019. Sumber dana dari cukai senilai kurang lebih Rp 60 juta," urainya.
Disnaker menargetkan peserta bisa berwirausaha atau memasuki dunia usaha setelah mengikuti pelatihan yang digelar selama enam hari itu. Sebagian besar, peserta merupakan orang baru alias baru pertama kali mendapat pelatihan membatik. "Peserta ada yang masih baru dan ada juga yang sudah bergerak di bidang usaha batik. Biasanya nanti lebih banyak berusaha secara mandiri. Kalau memasuki dunia usaha, ada beberapa. Sekitar 75 persen peserta yang ikut berwirausaha," jelasnya.
Selain memberikan pelatihan, Disnaker juga akan melakukan pendampingan. Bahkan tidak menutup kemungkinan memberikan bantuan kepada peserta yang mengikuti pelatihan. "Kami rencanakan setelah pelatihan, akan kami dampingi. Kami lihat responsnya seperti apa. Kemudian tidak menutup kemungkinan memberikan bantuan sampai mereka berhasil," paparnya.
Baca Juga : Tips Aman Ambil Uang di Mesin ATM Saat Pandemi Covid-19
Pemilik LKP Batik Soendari Yunita Sandrayanti menambahkan, pihaknya telah berkomitmen dengan Pemkot Malang untuk bisa membantu peserta membuat batik hingga pemasarannya. "Kami komitmen kepada dinas, kemarin juga saya tawarkan kepada peserta apabila memerlukan kami untuk mendampingi, kami terbuka. Bagi kami berbagi ilmu lebih manfaat daripada produk itu sendiri," terang Yunita.
Para peserta selama enam hari dilatih teknik membatik mulai dari yang paling dasar. Menurut Yunita, waktu enam hari cukup untuk memberikan berbagai materi membatik. "Waktunya lama, sampai enam hari sehingga belajar sampai detail. Ketika keluar dari pelatihan bisa memahami betul pembuatan batik," pungkasnya.