Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Sulit Akses Bantuan Permodalan, Usaha Mikro di Malang Lemah di Pembukuan

Penulis : Nurlayla Ratri - Editor : Lazuardi Firdaus

17 - Jun - 2019, 11:07

Ilustrasi produksi sepatu rumahan di Kota Malang. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)
Ilustrasi produksi sepatu rumahan di Kota Malang. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Kesulitan dalam memperhitungkan omset, laba kotor hingga laba bersih karena pembukuan yang masih manual sering menghambat pelaku usaha mikro untuk bisa mengembangkan bisnisnya, termasuk di Kota Malang. 

Baca Juga : Pertama Kalinya di Malang Ada Studio Apartemen Luas Harga Termurah Hanya di Kalindra

Lemahnya ketertiban administrasi usaha itu membuat sebagian kesulitan mengakses bantuan permodalan. Baik yang ditawarkan perbankan maupun dari pemerintah setempat.

Kasi Perlindungan Usaha Dinkop dan Usaha Mikro Kota Malang Sri Widarti mengungkapkan, saat ini terdapat 3.294 usaha mikro binaan yang tersebar di lima kecamatan. "Masalah klasiknya tetap permodalan dan pemasaran, tapi yang penting untuk mendukung itu sebenarnya soal pembukuan. Rata-rata masih manual, bahkan banyak juga yang belum membuat pembukuan," ujar Widarti. 

"Walaupun terkesan sepele, pembukuan inilah yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan dan merencanakan strategi usaha ke depannya. Nggak semata-mata jual produk," lanjut Widarti saat ditemui di Galeri Usaha Mikro Kota Malang, Jalan Raden Panji Suroso 18. Selain itu, pembukuan yang baik juga membuat usaha memiliki nilai bankable atau memenuhi syarat perbankan. Terutama, untuk mendapatkan suntikan modal melalui kredit usaha rakyat (KUR). 

"Saat ini, dari dinas upayanya tentu pembinaan. Meski secara cakupan, belum mencapai seluruh pelaku usaha mikro yang jumlahnya mencapai puluhan ribu," terang Widarti. 

Baca Juga : Tips Aman Ambil Uang di Mesin ATM Saat Pandemi Covid-19

Dari 3.294 usaha mikro binaan, lanjutnya, paling banyak terdata di wilayah Kecamatan Lowokwaru. Total ada 1.487 usaha mikro di wilayah tersebut dengan rincian sektor makanan dan minuman (mamin) 945, dagang 242, jasa 208, fashion 60, dan craft 32. Disusul Kecamatan Sukun dengan total 645 usaha meliputi mamin 234, dagang 221, jasa 105, fashion 54 dan craft 31. 

Lalu untuk wilayah Kecamatan Blimbing terdapat 402 usaha mikro binaan. Yakni dari sektor mamin 195, dagang 108, jasa 50, fashion 37, dan craft 12. Sektor mamin juga mendominasi di Kecamatan Klojen. Dari total 398 usaha mikro,193 di antaranya di sektor mamin, dagang 108, jasa 49, fashion 25 dan craft 23. Sementara untuk wilayah Kecamatan Kedungkandang, terdapat 362 binaan yakni mamin 167, dagang 117, jasa 34, fashion 29, dan craft 15. 

Widarti menambahkan, pihak dinas juga terus berupaya memaksimalkan pendampingan agar masalah pembukuan tersebut bisa teratasi. "Jadi kami melakukan pendampingan gratis, termasuk membuka klinik usaha mikro maupun jemput bola ke kelurahan. Yang binaan sudah kami arahkan untuk memperbaiki pembukuannya," pungkasnya. 


Topik

Ekonomi Malang Berita-Malang Sulit-Akses-Bantuan-Permodalan laba-kotor laba-bersih Usaha-mikro Pembukuan Kasi-Perlindungan-Usaha-Dinkop


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurlayla Ratri

Editor

Lazuardi Firdaus