MALANGTIMES - Lonjakan pemudik yang menggunakan moda transportasi bus rawan membuat sopir harus bekerja ekstra. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Arjosari Malang pun mengimbau agar perusahaan otobus (PO) agar tidak memforsir tenaga sopir dan membuat jadwal yang wajar.
Imbauan itu disampaikan karena pihak UPT Terminal Arjosari Malang menerima data adanya sopir-sopir dengan kondisi tidak prima. Data itu menyusul usai pelaksanaan tes kesehatan yang dilakukan, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.
Baca Juga : Uji Coba Angkot Online Dijadwalkan Bulan Depan, Beberapa Jalur Mati Jadi Pilihan
Koordinator Operasional Terminal Bus Arjosari Malang Agus Rustandi, mengatakan hasil pengecekan kesehatan para sopir bus ada yang tensinya tinggi, dan ada juga yang mengaku kelelahan. "Tensi tinggi, mereka dikasih obat dan diminta istirahat. Untuk itu PO-nya juga diberi informasi agar memberi jatah istirahat bagi sopir," tegasnya.
Otoritas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur, mengimbau sopir bus yang tensi darahnya tinggi agar tidak memaksakan diri bekerja membawa penumpang. Hal itu demi keselamatan bersama terutama saat masa angkutan Lebaran.
"Kan memang tahun ini 85 persen bus yang ada beroperasi. Naik dibanding tahun lalu, yang jalan hanya sekitar 75 persen," sebutnya.
Sebelumnya Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Malang menggelar tes kesehatan bagi sopir bus. Tes yang diikuti sekitar 102 sopir tersebut meliputi tes urine terkait narkoba dan pengaruh alkohol, pemeriksaan fisik, tensi darah, dan gula darah.
Pengecekan kesehatan sopir bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) rutin dilakukan pihak otoritas terminal setempat terutama saat memasuki masa angkutan Lebaran.
Para sopir juga diminta memperhatikan kesehatan termasuk mengecek secara mandiri tensi darah mereka di pos kesehatan yang menyatu dengan pos pengamanan. Selain kesehatan sopir dipastikan prima, kondisi bus harus memenuhi syarat kelaikan sehingga memenuhi standar keamanan.
Baca Juga : Organda Kota Batu Ancam Turun Jalan Jika Tempat Uji Kir Tidak Direalisasi Tahun Ini
Demikian juga para penumpang bus, lanjutnya, yang saat ini ada peningkatan jumlah penumpang di terminal, diminta agar menjaga kesehatan dan berhati-hati dalam membawa barang bawaan masing-masing. "Kami terus mengingatkan dan menyampaikan imbauan melalui pengeras suara. Sampai saat ini kejadian menonjol belum ada," katanya.
Agus mengungkapkan arus mudik sudah terlihat dari kedatangan bus membawa penumpang lebih banyak ketimbang keberangkatan. Sementara itu, jumlah penumpang itu meningkat sekitar 5-10 persen dibandingkan sehari sebelumnya. "Kota Malang merupakan kota tujuan mudik Lebaran," sebutnya.
Hingga Jumat (31/5/2019), terdata kedatangan sebanyak 306 bus AKDP dan AKAP di terminal setempat menurunkan 8 ribu penumpang. Sedangkan keberangkatan 305 bus membawa 7.200 penumpang, terbanyak penumpang sejumlah daerah di Jatim di antaranya Surabaya, Probolinggo, Blitar dan Trenggalek.