Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Bawang Putih yang Menghilang di Kota Batu Kini Bangkit Kembali, 50 Hektar Lahan Siap Panen

Penulis : Irsya Richa - Editor : A Yahya

19 - May - 2019, 21:50

Foto : Irsya Richa/BatuTimes
Foto : Irsya Richa/BatuTimes

MALANGTIMES - Jika sebelumnya bawang putih sempat punah di Kota Batu. Kini Kota Batu bersiap-siap akan panen bawang putih. Bawang putih yang bakal dipanen itu di lahan seluas 50 hektar. Lahan tersebut sudah ditanami komoditas Bawang Putih sejak 3 bulan lalu.

Baca Juga : Pertama Kalinya di Malang Ada Studio Apartemen Luas Harga Termurah Hanya di Kalindra

“Bawang Putih ini merupakan komoditas yang mulai dikembangkan lagi di tahun 2019. Dan ini memang program dari pemerintah,” kata Sekretaris Dinas Pertanian Kota Batu, Hendry Suseno kepada batutimes.com.

Ia menjelaskan di lahan 50 hektar itu, per hektarnya membutuhkan 500 kikigram bibit bawang putih. Dengan demikian seluruhnya membutuhkan 25 ribu bibit bawang putih. 

Bibit bawang putih diambil dari beberapa daerah yakni Malang Raya dan Jawa Tengah. Bahkan beberapa lahan sudah ada yang dipanen. "Per hektarnya bisa menghasilkan sekitar 8 ton. Tapi hasil panen itu masih panen basah, belum melalui proses sampai jadi panen kering yang siap diproduksi,” imbuhnya.

Dari jumlah kurang lebih 8 ton diperkirakan masih bisa menyusut hingga 3 kilogram dari lahan 1 hektar yang siap dipanen.

Baca Juga : Tips Aman Ambil Uang di Mesin ATM Saat Pandemi Covid-19

Jika nantinya bawang putih ini dipanen hanya akan dikonsumsi oleh masyarakat Kota Batu. Dengan demikian ini akan menjaga kestabilan harga. “Lalu juga tidak perlu lagi import nantinya. Dan memang pengembangan bawang putih ini khusus di Kecamatan Bumiaji,” tambah Hendry.

Diketahui pada tahun 1980 an Kota Batu merupakan daerah penghasil Bawang Putih. Tetapi sejak ada impor bawang putih di tahun 1990 an, petani pun mulai gulung tikat. “Para petani ini masih ada rasa trauma. Takut kalau panen mereka kalah bersaing. Makanya dari kami memberikan pemahaman, serta kami juga mendukung dari segi sarana dan prasarana," tutupnya.


Topik

Ekonomi batu berita-batu Bawang-putih-kota-batu Bawang-putih


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

A Yahya