MALANGTIMES - Bulan puasa menjadi berkah tersendiri bagi penjual bahan makanan yang sering digunakan untuk tambahan minuman di kala berbuka puasa. Salah satunya bagi penjual cincau atau cau yang berada di kawasan Laksamana Martadinata.
Di bulan Ramadan ini, produksi cincaunya telah mengalami peningkatan hingga 75 persen dibandingkan hari biasanya. Ya, banyak orang yang mencari memang untuk dijadikan minuman berbuka dengan dicampurkan sirup beserta es batu.
Salah satu produsen cincau, Heriaty mengatakan jika dirinya menggeluti produksi cincau turun temurun dari sang nenek. Cincau yang dijualnya itu diambil dari Ponorogo.
"Setiap hari kami produksi cincau ini, bahannya mengambil di Ponorogo. Palingan nanti kita kirim ke beberapa pasar, kadang ke Pasar Besar, Pasar Dinoyo, Gadang, Kedungkandang dan yang lainnya," ujar dia, Rabu (15/5).
Jika hari biasa, cincau hasil buatannya bisa terjual hingga 40 sampai 50 kotak. Namun, ketika bulan puasa, sudah menjadi tren mengalami kenaikan. "Alhamdulillah, naiknya hingga 75 persen. Sudah trennya, ini sehari mencapai 250 kotak per hari terjual," imbuh dia.
Ia menjelaskan proses untuk meminat cincau ini cukup panjang. Mulai dari pengambilan sari dari daunnya, kemudian dimasak hingga dicampur tepung kanji dan sagu.
Untuk menghasilkan cao kualitas terbaik, proses penyaringan harus dilakukan berkali - kali. Hal itu akan mempermudah konsumen dalam mengolah cincau buatannya.
"Biar hasilnya bagus kita melakukan penyaringan berkali - kali. Sehingga pembeli nanti mengolahnya gampang," ungkapnya.
Lebih lanjut, pedagang pasar biasanya membeli beberapa kotak untuk dijual lagi satu kotak yang berukuran 25 kg, dijual Rp 30 ribu. "Biasanya, oleh pedagang, cincau tersebut diiris-iris lagi dan dijual per potong," pungkasnya.