MALANGTIMES - Tahun 2019 Pemkot Batu menargetkan setiap desa dan kelurahan harus memiliki perpustakaan.
Sebab Pemkot Batu menargetkan tahun 2022 mendatangkan 40 ribu pengunjung.
Keinginan Pemkot Batu menghadirkan perpustakaan di masing-masing desa itu melihat minat baca masyarakat di Kota Batu masih sangat minim.
Tercatat minat baca masyarakat ditahun 2017 dari Januari hingga Desember tercatat sebanyak 5.402 pengunjung.
Dari total itu rata-rata perhari kunjungan sebanyak 20 orang dengan total koleksi buku sebanyak 2.362 eksemplar.
Sementara tahun 2018 mencatat ada sebanyak 5539 orang, dengan rentan usia 0 hingga 18 tahun dengan 185 kunjungan.
”Minat baca masih minim karena itu desa, kelurahan juga harus memiliki pojok baca atau perpustakaan," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Batu, Erwan Pujo Fiatno.
Ia menambahkan setiap desa atau kelurahan harus memiliki perpustakaan ini karena masuk ke salah satu programnya, yaitu Literasi Pamong.
Peran Pemkot Batu adalah fasilitator, tetapi untuk pengadaan sarana dan prasarana harus dilakukan mandiri oleh setiap desa.
"Anggarannya dari desa masing-masing, sehingga setiap desa juga memiliki peran. Untuk saat ini kami fokus kepada komunitas baca di Batu," imbuhnya.
Menurut Erwan, komunitas ini belum memiliki tempat khusus, mereka menumpang di rumah warga dan sudah menyediakan buku-buku.
”Dari situ juga bisa mengupdate jenis buku apa yang paling banyak diminati. Hanya saja progam literasi pamong ini perpustakaan Kota Batu masih akan mengajukan melalui PAK tahun 2019 anggarannya Rp 112 juta untuk pengadaan buku,”
Sedang adanya program literasi ini sudah lama diterapkan di beberapa desa di Kota Batu.
Seperti di Desa Punten yang menyediakan pojok literasi. Pokok literasi ini sering dimanfaatkan anak-anak untuk membaca sesuai pulang sekolah.