MALANGTIMES - Anak-anak zaman sekarang sudah tidak asing lagi dengan teknologi. Mereka bahkan bisa mengoperasikannya sendiri untuk mencari berbagai informasi.
Namun, orang tua harus terus menjaga agar konten yang dilahap sang anak adalah bukan konten-konten negatif. Kalau bisa, yang berbau pembelajaran.
Nah, hal ini membuat Aulia Akhrian Syahidi, mahasiswa Magister Ilmu Komputer (MILKOM), Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menciptakan aplikasi bernama AR-Child. Aplikasi AR-Child direkomendasikan penggunaannya untuk anak-anak prasekolah (Pendidikan Anak Usia Dini maupun Taman Kanak-Kanak).
Aplikasi ini sebagai salah satu media pembelajaran terkini dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) untuk materi pengenalan hewan dan buah-buahan dengan tampilan nama dan pengucapannya.
"Teknologi ini menggunakan metode pelacakan objek yakni marker based tracking yang memerlukan marker berupa cetakan huruf-huruf abjad pada sebuah kertas," ujarnya.
Dalam penelitiannya, Akhrian melakukan analisis dan evaluasi aplikasi dengan menggunakan variation testing, yaitu pemeriksaan pada unsur pencahayaan, jarak, sudut, ukuran huruf, latar belakang dari warna marker, dan waktu respon kemunculan objek dengan menguji coba berbagai macam spesifikasi smartphone.
"Untuk mengetahui efek penggunaan aplikasi AR-Child ini, saya menggunakan metode fun testing sebagai sarana untuk menilai unsur kesenangan dan juga mengetahui efek terhadap hasil belajar pengguna," paparnya.
Aplikasi ini telah diujicobakan ke 30 anak-anak prasekolah dan mendapat respon positif.
Penelitian ini sempat meraih Best Paper Award pada The 5th IEEE ICETAS 2018 di Asian Institute of Technology (AIT), Thailand. Namun, baru-baru ini, mahasiswa Magister Ilmu Komputer angkatan ke-5 ini kembali terpilih sebagai salah satu peneliti yang dianugerahi Best Paper Award pada The 5th IEEE International Conference on Computing, Engineering, and Design (ICCED) 2019 di Nanyang Executive Centre, Nanyang Technological University (NTU), Jurong, Singapura (11-13 Maret).
The 5th IEEE ICCED 2019 mengangkat tema “Collaborative Innovation in The Disruptive Technology Era” yang sudah terindeks oleh IEEE dan Scopus. Konferensi ini telah berlangsung dari tahun 2015. Track utama dari konferensi ini adalah computing, engineering, dan design.
Dari 250 paper yang telah disubmit, hanya 75 paper yang berhasil lolos dan dipresentasikan. 75 paper tersebut diseleksi dan dipilih 5 best paper dan 2 best poster untuk mendapat penghargaan.
The 5th IEEE ICCED 2019 dilaksanakan oleh Nusa Putra University, Indonesia yang bekerja sama dengan IEEE Computer Society; Taylor’s University, Malaysia; MingDao University Changhoa, Taiwan; dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Indonesia.
Disampaikan Akhrian dirinya akan melakukan pengembangan AR-Child sehingga tidak hanya mampu mengenalkan materi tentang hewan serta buah-buahan saja, namun juga untuk materi yang lainnya.
"Diharapkan ke depannya AR-Child dapat benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas," pungkasnya.