Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Buntut Quick Count, dari Tantangan Lembaga Survei Buka Data Sampai Ancaman ke Charta Politika

Penulis : Dede Nana - Editor : Lazuardi Firdaus

20 - Apr - 2019, 16:34

Hasil suara Pemilu 2019 via quick count disebut abal-abal oleh Prabowo. Lembaga survei tantang buka data. (Nana)
Hasil suara Pemilu 2019 via quick count disebut abal-abal oleh Prabowo. Lembaga survei tantang buka data. (Nana)

MALANGTIMES - Hasil quick count dari berbagai lembaga survei, disebut Prabowo sebagai pesanan dan abal-abal. Pernyataannya tersebut yang membuat lembaga-lembaga survei menggelar acara buka-bukaan data terkait hasil quick count mereka. 

Baca Juga : Ini Jawaban Ustaz Yusuf Mansur saat Ditanya Apakah Dukung Anies Baswedan Maju Pilpres 2024

Selain untuk menepis anggapan data mereka bohong dan menyesatkan masyarakat, serta ada keberpihakan kepada salah satu paslon capres cawapres 2019, juga agar masyarakat mengetahui bagaimana data quick count mereka diketahui metode, sampling serta hal teknis lainnya.
Buka-bukaan data dari lembaga survei juga mengundang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Sayangnya, pihak BPN menolak untuk hadir dan tetap tidak mempercayai hasil quick count yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf.  
Ketidakpercayaan tersebut bahkan sampai ke ranah hukum. Dimana, enam lembaga survei dilaporkan ke polisi oleh Koalisi Aktivis Masyarakat Anti Korupsi dan Hoaks (KAMAKH). Dimana, kuasa hukum KAMAKH Pitra Romadoni mengatakan laporan dilakukan karena enam lembaga survei (charta politika, Indo Barometer, CSIS, Poltracking, SMRC, dan Perludem)  menampilkan hasil survei yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Padahal, berdasarkan data dari ribuan TPS justru pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menang," ucap Putra.
Hal inilah yang akhirnya membuat belasan lembaga survei menggelar konferensi pers dan membuka data quick count di Hotel Morrisey, Sabtu (20/4/2019).
Hasan Nasbi, CEO Cyrus Network, bahkan menantang pihak-pihak yang meragukan proses hitung cepat lembaga survei untuk ikut bersama membuka data yang mereka pergunakan. Sehingga mengklaim adanya kecurangan dan keberpihakan lembaga survei kepada salah satu paslon.
"Kami mau tantang mereka juga untuk buka data. Kalau mereka enggak berani, berarti mereka yang bohong dong," ujar Hasan seperti dilansir CNN Indonesia.
Dirinya juga mengatakan melalui akun Twitternya terkait klaim Prabowo yang telah meraup angka 62 persen. Sehingga Prabowo telah menyampaikan kepada pendukungnya sebagai presiden RI. 
"Tau ga dari mana mereka klaim angka 62% itu? Itu cuma kumpulan foto plano C1 dari group WA mereka sendiri. Tanpa metodologi. Jumlahnya ga sampe 300 foto plano. Itu pun angkanya ngarang. Trus dilaporin ke Bapak itu sebagai data dari 300 ribu TPS. Pelakunya sama kaya tahun 2014," kicau Hasan melalui @datuakrajoangek, Jumat (19/04/2019).
Tantangan tersebut, sayangnya belum mendapat respon dari BPN Prabowo-Sabdiaga. Bahkan, mereka tidak berkenan hadir dalam acara buka-bukaan data survei. Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menegaskan hal itu. “Nggak lah, ngapain kami hadir. Kami udah ada real count, ngapain ngurusin quick count. Kami punya real count 60 persen data kami. Ngapain ngurus quick count orang,” ujarnya.
Andre bahkan menantang lembaga-lembaga survei untuk membuka dana mereka dibandingkan sekedar membuka metodologi data quick count.
"Tanya survei ini duitnya dari mana selama berbulan-bulan ini. Kan miliaran. Apakah mungkin mereka keluarin duit sendiri miliaran?. Tolong itu dijelaskan ke publik," imbuhnya.
Buntut hasil quick count juga sampai pada ancaman. Dimana Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya membenarkan adanya ancaman terkait publikasi hasil survei mereka ke publik.
"Ya, ada ancaman-ancaman yang datang. Lewat telepon maupun WA. Mereka mengancam supaya tidak mengeluarkan hasil survei dan juga hitung cepat. Sepertinya mereka terprovokasi oleh elit-elit tertentu," terang Yunarto yang juga telah melaporkan kepada pihak kepolisian atas pencatutan namanya.
Ancaman-ancaman tersebut, terjadi sejak Charta Politika merilis hasil quick count kepada publik dan disiarkan media. Bahkan sejak, hasil quick count terus berjalan, Yunarto juga mencuitkan terkait ancaman tersebut di akun @yunartowijaya.
"Sampai hari ini ancaman baik lewat telp dan WA ke saya gak berhenti, dan saya dah catat semua nomornya & screenshot isinya... Kalo niat anda bikin saya takut, yang ada saya makin kebal, tinggal tunggu akibat hukum saja ya..." kicaunya yang mendapat respon 3.346 warganet, sejak kemarin.
Buntut quick count rasanya akan terus memanjang. Terutama dengan semakin yakinnya Prabowo atas kemenangannya di pilpres. Sehingga dirinya melakukan tiga kali sujud syukur dan menyampaikan kemenangannya kepada seluruh pendukungnya.


Topik

Politik malang berita-malang Pemilu-2019 pemilu Lembaga-Survei prabowo


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Lazuardi Firdaus