MALANGTIMES - Pada jenjang pendidikan menengah, jalur SMK diharapkan menghasilkan lulusan yang berkarakter, mampu mengembangkan keunggulan lokal, dan mumpuni untuk bersaing di pasar global. Namun di sisi lain, pada 2018 lulusan SMK merupakan penyumbang pengangguran tertinggi. Untuk itu, perlu dilakukan revitalisasi SMK untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan daya saing bangsa.
Salah satu upaya yang dilakukan di Kota Malang adalah pelaksanaan Edu & Job Fair oleh SMKN 6 Malang. Wali Kota Malang Sutiaji yang membuka pameran ini sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia berharap kegiatan ini mampu menekan angka pengangguran di Kota Malang.
"Kami mengapresiasi kegiatan ini. Harapan kami, terobosan ini akan mampu menjawab (menekan) angka pengangguran terbuka di Malang," ujarnya.
Menurut Sutiaji, Kota Malang masih mendominasi pengangguran tertinggi se-Jawa Timur. "Karena banyak teman perguruan tinggi yang belum siap untuk bekerja dan masih mencari lowongan pekerjaan," ungkapnya. Untuk itulah, dengan segala upaya yang dilakukan SMK untuk link and match dengan industri diharapkannya mampu menekan angka pengangguran di Kota Malang.
Di era revolusi industri ini, lulusan SMK sendiri sangat dibutuhkan. Sebab, era revolusi industri membutuhkan orang-orang yang andal di dunia kerja. Itu banyak dihasilkan dari SMK. Untuk itulah, menurut Sutiaji, keberadaan SMK telah diperbanyak di Kota Malang sejak beberapa tahun terakhir.
"Sesungguhnya, sekolah kejuruan harus kita perbanyak bersama-sama. Kita agak tertinggal dengan Korea, Malaysia, Singapura, apalagi Jepang. Tapi alhamdulillah, pelan tapi pasti perubahan mindset, paradigma berkaitan dengan pendidikan sudah mulai bergeser," paparnya.
Satu hal yang ditekankan Sutiaji, besar harapannya bahwa lulusan SMK tidak hanya menjadi buruh, melainkan juga orang yang menciptakan lapangan kerja dan memiliki jiwa entrepreneurship.
Nah, di SMKN 6 Malang sendiri, dari 749 jumlah lulusan pada tahun 2018, sejumlah 438 telah diterima di perusahaan. Sedangkan sejumlah 158 lulusan berwiraswasta, 158 pengangguran, dan sisanya melanjutkan perguruan tinggi.
Nah, atas laporan dari SMKN 6 tersebut, Sutiaji berharap justru sejumlah 400 itulah yang berentrepreneur.
Menanggapi pernyataan Sutiaji tersebut, Kepala SMKN 6 Malang Sidik Priyono menyatakan bahwa ia akan mengusahakannya dengan membangun relasi dengan UKM dan bank. "Kalau di SMK 6 kan banyak teknologi. Itu sulit sekali karena membutuhkan biaya modal yang begitu besar. Tapi kita coba menghubungkan anak-anak yang ingin berwirausaha dengan UKM atau mungkin bank," ungkapnya.
Mengenai kegiatan Edu & Job Fair, dikatakan Sidik bahwa hal ini merupakan upaya SMKN 6 untuk link and match dengan industri. Melalui kegiatan ini, ia berharap angka serapan lulusan kepada industri bisa lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
"Insya Allah dengan kegiatan Edu dan Job Fair ini bisa menaikkan prestasi anak-anak baik itu bekerja, berwiraswasta, maupun melanjutkan (ke perguruan tinggi). Harapan kami, untuk link and match dengan industr,i memang yang benar-benar bisa terkondisi yang terbaik," pungkasnya.