MALANGTIMES - Untuk mendeteksi bencana longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu punya alat Early Warning System (EWS) yang sudah terpasang di tiga titik.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Hadirnya tiga alat ini ternyata dianggap masih belum cukup dan dianggap kurang efektif untuk mendeteksi bencana longsor di Kota Batu.
Tiga alat yang dipasang itu ada di Desa Sumber Brantas dan Desa Gunungsati, Kecamatan Bumiaji. EWS diletakkan di tempat tersebut karena daerah itu rawan terjadi bencana longsor.
“Alat ini untuk membantu masyarakat dalam peringatan dini. Terutama di daerah yang memang rawan longsor seperti dua tempat itu. Dan memang saat hujan sering kali terjadi,” ujar Ismu Buana, Supervisor Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Batu.
Beberapa titik yang diperlukan penambahan itu yakni di Desa Tulungrejo dan Desa Punten Kecamatan Bumiaji, Kelurahan Temas Kecamatan Batu.
“Penambahan EWS ini dirasa perlu. Ya tiga daerah ini yang kami rasa perlu adanya alat EWS ini. Supaya masyarakat bisa lebih waspada,” ujarnya.
Hanya saja, alat ini berfungsi sebagai peringatan dini. Cara kerja alat ini yaitu mengirimkan sinyal kepada tim Pusdalops.
Baca Juga : Hingga Pertengahan April, 4 Kali Tanah Longsor Terjadi di Kota Batu
“Yang kemudian akan kami teruskan kepada masyarakat. Sehingga saat akan terjadi bencana longsor alat ini akan memberitahu,” imbuhnya.
Melihat banyaknya tanah longsor di tiga kecamatan, khususnya di Kecamatan Batu dirasa perlu adanya penambahan EWS.
“Alat ini sudah ada sejak tahun 2016 lalu dan merupakan hibah dari Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim,” jelas Ismu.
Tidak hanya itu saja, lanjut Ismu, alat ini juga bisa mengetahui tekanan pori tanah, pergeseran tanah dan kemiringan tanah.