MALANGTIMES. Menyongsong era revolusi industri 4.0, Wali Kota Malang Sutiaji mengajak kaum milineal dan masyarakat pada umumnya untuk lebih jeli menangkap peluang dan kesempatan. Sebab, berbeda dengan dulu, bisnis di era sekarang jauh lebih praktis dan menawarkan beragam keuntungan.
Dengan sederet potensi yang dimiliki para pemuda, menurut Sutiaji, Kota Malang sangat mungkin membangun komunitas ekonomi kreatif berbasis digital. Terlebih, dalam berbagai kesempatan, Kota Malang selalu ditunjuk sebagai pilot project dalam kegiatan berbasis digital dalam kancah nasional maupun internasional.
"Seperti program AI (artificial intelligence), di mana Kota Malang jadi pilot project di Indonesia, bahkan Asia," katanya saat membuka acara kegiatan Pembinaan dan Pemberdayaan Pelaku Ekonomi Kreatif yang berlangsung di halaman Balai Kota Malang, Rabu (20/2/2019).
Menurut Sutiaji, di era revolusi industri seperti sekarang, ada banyak peluang yang bisa diambil. Pasalnya, modal bukan lagi menjadi kebutuhan utama, melainkan dapat diatasi dengan kreativitas dan inovasi dari setiap pelaku usaha.
"Tidak seperti dulu, sekarang kita bisa membuat usaha tanpa harus ada tempat yang megah. Modal bukan lagi yang paling utama. Memang modal dibutuhkan, tapi niat dan kreativitas paling penting," imbuhnya.
Bukan hanya itu. Sutiaji juga menekankan agar kegiatan pembinaan sekaligus workshop yang digelar selama dua hari tersebut tidak berhenti dan ditindaklanjuti. Sehingga industri kreatif yang dikelola anak muda lebih berkembang.
"Pembinaan terhadap UMKM dan pelaku industri tentu tidak instan. Semuanya butuh proses dan akan terus dilakukan. Jelas pembinaan akan terus dilakukan dan itu hasilnya pasti berjangka," ungkap suami Widayati Sutiaji itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menyampaikan, kegiatan yang dikemas dalam ekonomi kreatif ini merupakan kegiatan lanjutan dari even pembinaan bagi pelaku ekonomi kreatif. Selain promosi produk, juga ada transaksi pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat. "Ini juga rangkaian memperingati Hari Jadi Ke-105 Kota Malang," katanya.
Pelaksanaan even yang sedianya direncanakan pada bulan April itu, menurut Ida, juga menekankan pada revolusi Industri, yaitu era 4.0. Jadi, para pelaku ekonomi kreatif dituntut jeli dan bisa eksis bersaing dengan ekonomi berbasis digital.
Sehingga, bukan hanya sekadar pameran produk. Acara yang berlangsung di kawasan Balai Kota Malang itu juga menggelar workshop ekonomi kreatif berbasis digital dengan mendatangkan beberapa pakar dan akademisi. "Era digital harus dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan menghasilkan keuntungan," jelasnya.
Beragam produk yang dipamerkan adalah delapan sub-sektor ekonomi kreatif, mulai dari fashion, fotografi, animasi game, hingga kuliner. Dengan diikuti 41 peserta dan 65 peserta asosiasi kuliner, pameran berlangsung dua hari sampai Kamis (21/2/2019) besok.