MALANGTIMES - Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) sudah lama digaungkan Bank Indonesia (BI).
Baca Juga : Pertama Kalinya di Malang Ada Studio Apartemen Luas Harga Termurah Hanya di Kalindra
Namun, transaksi non tunai ini tidak akan menggantikan atau menghilangkan pembayaran dengan uang tunai di masa mendatang.
Hal ini dinyatakan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johasyah dalam Kuliah Tamu Banking Lecture Update Series "Urgensi Sistem Pembayaran dan Peran Strategis Bank Sentral dalam Penguatan Sektor Keuangan di Indonesia" di Gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) belum lama ini.
"Kita tidak bisa menjamin bahwa semuanya itu non tunai. Tetap tunai itu akan dipakai. Terutama oleh masyarakat kecil," ujarnya kepada MalangTIMES.
Gerakan cashless sendiri sudah berjalan lama. BI sudah menggaungkannya sejak tahun 2013.
Menurut Difi, hal ini perlu dilakukan karena kecenderungan masa depan nanti arahnya ke sana.
"Kita sudah menggaungkan non tunai itu sudah sejak tahun 2013. Sudah kita gaungkan ke arah sana karena memang arah kecenderungannya ke arah sana. Dari sekarang pun udah bisa dan harus kita mulai terus," tandasnya.
Meski begitu, BI tidak memaksakan masyarakat untuk 100 persen cashless.
Baca Juga : Tips Aman Ambil Uang di Mesin ATM Saat Pandemi Covid-19
Sebab memang masih banyak masyarakat yang masih nyaman dengan tunai.
"Tunggu mereka siap. Toh lambat laun mereka juga akan beradaptasi," imbuhnya.
Nah, satu hal yang perlu ditekankan menurut Difi yaitu agar generasi milenial tidak bergantung dengan non tunai ini.
Yang terpenting bagi mereka adalah mengenal literasi keuangan.
Mereka juga seharusnya mengenali sisi positif dan negatif berikut juga risiko dari sistem cashless ini.
"Jangan kita dimanjakan dengan hal-hal yang memudahkan. Tapi kemudian nanti akan merugikan kita sendiri," pungkasnya.