MALANGTIMES - Kejadian nahas dialami Sugiono, warga Dusun Krajan, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit. Pria paruh baya yang mengalami gangguan jiwa ini, tewas terpanggang di rumahnya sendiri saat insiden kebakaran terjadi, Selasa (29/1/2019) pagi.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Berdasarkan informasi yang dihimpun MalangTIMES, insiden kebakaran yang menelan satu korban jiwa ini, bermula saat Tuginah (ibu korban) pergi ke sawah untuk bercocok tanam.
Tidak sendirian, perempuan 66 tahun itu juga pergi bersama seluruh anggota keluarga yang lain, yakni adik kandung korban. Praktis, hanya Sugiono saja yang ada di rumah sendirian.
Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), korban yang mengidap gangguan jiwa tersebut, diduga kuat sempat menyalakan api di tungku dapur. Setelah kayu bakar terbakar api, disinyalir pria 48 itu kemudian memutuskan untuk tidur di kamarnya.
“Brdasarkan keterangan pihak keluarga, semasa hidupnya korban memang banyak menghabiskan waktunya untuk tidur. Sedangkan kamarnya terletak tidak jauh dari dapur,” kata Kanit Reskrim Polsek Dampit, Iptu Soleh Mas’udi, Selasa (29/1/2019).
Soleh menambahkan, tanpa sepengetahuan korban, tiba-tiba api yang dia nyalakan menjalar dan membakar seisi rumah. Tragis, mungkin karena gangguan jiwa yang dialaminya, mengakibatkan korban tidak berdaya dan tak kuasa harus mengambil tindakan apa.
Disisi lain, kejadian ini baru diketahui oleh warga, yang saat itu sedang mengarap kebun yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Adalah Saiful Wibowo, salah satu saksi yang mengetahui pertama kali insiden kebakaran tersebut.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
“Saat itu saya melihat ada kepulan asap tebal, yang keluar dari atap rumah korban,” terang Saiful saat dimintai keterangan polisi.
Mengetahui kejadian yang tidak wajar, pria 33 tahun itu, lantas mengabarkan kepada warga dan perangkat desa, dan kemudian dilanjutkan ke Polsek Dampit.
Mendapat laporan, beberapa tim gabungan dari kepolisian, TNI, perangkat medis, serta dibantu warga, bahu membahu memadamkan api. “Berselang beberapa jam pasca kebakaran, api bisa dipadamkan dan tidak sempat merembet ke rumah warga lainnya,” imbuh Soleh, kepada MalangTIMES.
Berdasarkan keterangan medis, diduga korban sempat kehabisan oksigen, sebelum akhirnya tewas terpanggang. “Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi, dan menganggap kejadian ini sebagai musibah. Hal itu terlampir dalam surat pernyataan yang ditanda tangani pihak keluarga,” pungkasnya.