MALANGTIMES - Setelah menempuh perjalanan panjang berjalan kaki dari Medan Sumatra Utara (Sumut), Amirudin (44), Rabu (23/1) sekitar pukul 16.30 WIB tiba di Probolinggo. Rencananya, bapak asal Kampung Mandailing Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai tersebut, Kamis (24/1) pagi akan meneruskan perjalanannya ke Banyuwangi.
Semalam pria yang dikabarkan belum berumah tangga itu, menginap di Pondok Pesantren Riyadlussolihin, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Di pondok yang diasuh Hadi Zainal Abidin Wali Kota Probolinggo terpilih ini, Amiruddin yang sering dipanggil Amir tersebut akan melepaskan lelah setelah seharian berjalan kaki dari Pasuruan.
Baca Juga : Mengenal Jenderal Mayor Imam Soedjai, Tokoh Perjuangan Malang-Lumajang yang Belum Banyak Dikenal
Tak hanya di pondok, di sepanjang jalan Amir dielu-elukan dan menjadi perhatian warga yang dilewati. Termasuk para pengendara yang lewat. Ribuan warga rela berjejer di sepanjang jalan yang dilalui Amir mulai dari Tongas, pintu masuk perbatasan, Kabupaten Pasuruan-Probolinggo hingga Ponpes Riyadlus Solihin. Mereka rela menunggu dan berdesak-desakan untuk melihat dan sekadar berselfie dengan Amir serta merekam peristiwa yang langka tersebut.
Sampai-sampai Amir meminta warga untuk tidak menvideo saat dirinya berjalan kaki. Sedang bagi mereka yang hanya mengambil foto atau memotret, tidak dipermasalahkan.
Bahkan, ia tidak menolak saat diajak berselfie. Beberapa warga yang sempat ditanya mengaku, rela meninggalkan rumah dan pekerjaannya untuk melihat Amir. “Kepingin tahu saja dan untuk menyupport Amir. Karena dia kan rakyat kecil seperti saya,” ujar Mursiati.

Warga Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo itu mengaku kagum dengan pria yang dilihatnya. Sebab, demi cintanya kepada sang ibu, ia rela berjalan kaki ribuan kilo meter.
Mursiati mengatakan, belum pernah mendengar dan melihat orang setulus Amir pengabdian dan penghormatannya terhadap perempuan yang melahirkan. “Ya, kami semua kagum pada Amir. Sampai sekarang belum ada orang seperti dia,”pungkasnya.
Diketahui, Amir berjalan kaki dari kota kelahirannya ke Banyuwangi, hanya untuk menamui ibunya. Amir yang berangkat tanggal 20 November 2018 lalu nekat berjalan kaki ribuan kilometer untuk melaksanakan nazarnya.
Ia bernazar akan mencari atau menemui orang tua perempuannya di Banyuwangi, jika penyakit lumpuh yang dideritanya sembuh. "Ternyata, sembuh betul. Saya bisa berdiri dan berjalan. Ya, saya langsung berangkat," ujarnya, saat berada di Pondok Ketapang,
Amir berterus terang, penyakit lumpuhnya hilang dengan sendirinya atas doa yang dilakukannya setiap hari. Ia tidak berobat, dengan alasan tak memiliki biaya dan tidak ada yang membantu biaya pengobatan.
Baca Juga : Jadi Sasaran Hoax, Begini Respons Savage Wali Kota Malang
Dalam doanya, dia meminta kepada Tuhan, lumpuhnya disembuhkan dan jika sembuh akan menemui ibunya dengan berjalan kaki. “Tujuh bulan, sembuh total. Saya langsung melaksanakan nazar. Saat berangkat, tidak punya uang. Berbekal nekat,” tambahnya.

Rekan yang mengikuti perjalanan Amir dari Jombang ke Probolinggo, mengatakan Amir setelah tiba di Banyuwangi, tidak akan bertemu langsung dengan ibunya.
Mengingat, rumah tinggal orang tua yang tidak pernah berjumpa dengan Amir selama 32 tahun tersebut, belum diketahui. “Jadi, sampai di Banyuwangi, kami masih mencari ibunya. Amir cerita ke saya, kontak via telpon tahun 2005. Ibunya ada di Banyuwangi. Makanya, ia yakin ibunya masih di sana,” tandasnya.
Semantara itu, Wali Kota Probolinggo terpilih Habib Zainal Abidin meminta Amir bermalam di pondoknya, karena terharu dan kagum. Menurutnya, tidak semua orang mau melakukan perjalanan Jawa-Sumatra seperti yang dilakukan Amir, demi bertemu ibunya.
Ia juga mengaku selut terhadap keberanian Amir yang tidak gentar menerobos perjalanan di hutan dan tempat yang tidak ada orang sama sekali. “Perlu diapresiasi. Mereka rela mempertaruhkan jiwanya demi sang ibu. Ya, karena penyakitnya sembuh,” katanya singkat.