MALANGTIMES - Memasuki Sapu Bersih Nyemplung Kali (Saber Pungli) ke 65, kini giliran Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu terjun membersihkan sepanjang sungai di Jalan Raya Beji, Desa Beji Kecamatan Junrejo.
Baca Juga : 10 Daerah Resmi Dapat Persetujuan Terapkan PSBB
Mereka juga mencopoti paku di sepanjang pohon di area tersebut, Minggu (20/1/2019). Karena prihatin kurang lebih 200 pohon mati di Kota Batu. Aksi ini juga diikuti oleh Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan beberapa elemen untuk mewujudkan Goes To Green & Eco Tourism di Kota Batu. Mereka membersihkan sampah di area sungai dan terjun untuk memunguti sampah dengan gotong royong.
Melihat memang sampah di area tersebut masih menjadi momok. Lalu mereka juga mencabuti paku disetiap pohon yang ada di sana.
Sering kali memang pohon menjadi tempat ajang promosi dengan cara memaku banner dan sebagainya agar terpasang di pohon. Gara-gara hal tersebut menyebabkan pohon menjadi mati.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Arief Assidiq mengatakan, keterlibatan PHRI Kota Batu dalam aksi Saber Pungli ini memang perlu dilakukan. Melihat mereka merupakan bagian dari untuk memajukan Kota Batu.
“Untuk mewujudkan Goes To Green & Eco Tourism di Kota Batu ini mengajak PHRI Kota Batu demi kebersihan lingkungan bersama,” kata Arief.
Ia menambahkan nantinya Pemkot Batu akan membuat regulasi untuk membatasi penggunaan kemasan dari plastik bagi pelaku usaha di Kota Batu. “Dalam hal ini akan segera kami diskusikan dengan teman PHRI, tetapi kita awali dulu buat edaran di Balaikota Among Tani larangan penggunaan sampah plastik sekali pakai,” imbuhnya.
Baca Juga : Viral! Mobil Jenazah Terjebak Lumpur Usai Pemakaman Pasien Covid-19
Sementara itu Wali kota Batu Dewanti Rumpoko menambahkan, regulasi terkait pembatasan pengunaan barang berbahan plastik juga akan segera dibuat untuk PHRI. Tentunya juga diberlakukan di lingkungan internal Balai Kota Among Tani.
Beragam upaya itu dilakukan untuk mewujudkan Kota Batu bebas sampah. Sekaligus menjaga pohon di Kota Batu tetap terjaga.
"Hampir 200 pohon yang mati dan sebabnya masih kita uji lab, walaupun sudah ada penanaman pohon kembali yang paling penting adalah perlunya kesadaran bersama menjaga pohon itu," jelas Dewanti.
Dalam kegiatan ini juga dibarengi dengan penanaman pohon di area tersebut. Hingga saat ini kurang lebih sudah 2000 pohon yang sudah mulai ditanami.