JATIMTIMES – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) biasanya menjadi momentum puncak kedatangan wisatawan ke Jawa Timur, termasuk Malang Raya. Namun, belakangan pelaku pariwisata dibuat was-was lantaran cuaca ekstrem mulai melanda sejumlah wilayah.
Hujan deras yang memicu banjir di beberapa titik dikhawatirkan akan memengaruhi minat wisatawan yang hendak berlibur ke destinasi favorit, khususnya wisata alam.
Baca Juga : Penutupan Pendakian Ranu Kumbolo Diperpanjang, Bromo dan Ranu Regulo Tetap Buka
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono, mengungkapkan bahwa kekhawatiran wisatawan mulai terasa dari banyaknya pertanyaan terkait kondisi destinasi. Baik itu di Malang maupun kawasan wisata Bromo.
“Mereka takutnya nanti tujuannya ke Bromo terus sudah jauh-jauh ke sini terus (kawasan Bromo) ditutup gitu,” ujar Dwi, dikutip detikjatim, Selasa (9/12).
Untuk diketahui, kawasan wisata di sekitar Gunung Bromo dibayangi kekhawatiran erupsi Semeru beberapa waktu lalu. Sementara itu, beberapa hari terakhir kabar genangan air dan banjir di Malang Raya maupun di sejumlah titik di Surabaya juga disebut ikut memengaruhi rencana perjalanan wisatawan.
Dwi menyebut situasi ini berdampak langsung pada tingkat keterisian hotel di wilayah tujuan liburan. Wisatawan disebut mulai ragu untuk memesan kamar sejak jauh hari. “Ada longsor, banjir, itu bisa berpengaruh kalau belum teratasi,” katanya.
Menurutnya, jika kondisi cuaca ekstrem terus berlangsung dan penanganan belum maksimal, bukan tak mungkin wisatawan akan mengalihkan liburan mereka ke daerah atau provinsi lain yang dinilai lebih aman.
Untuk itu, para pelaku usaha perhotelan dan pariwisata kini memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah serta aparat keamanan guna memastikan kelancaran kunjungan wisata selama libur akhir tahun.
Baca Juga : Puguh DPRD Jatim Terima Kunjungan Mahasiswa Unair, Bahas Pencemaran Udara
Meski masih dihantui cuaca yang tak menentu, sektor perhotelan tetap memasang target optimistis di momen liburan mendatang. “Targetnya okupansi saat libur Nataru di Jawa Timur tahun ini bisa tembus 90%,” pungkas Dwi.
Sebelumnya, BMKG telah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak Jumat (5/12). Kegiatan modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi yang diakibatkan cuaca ekstrem, seperti, banjir, banjir bandang, longsor dan angin puting beliung.
Adapun kegiatan OMC dilakukan dengan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208 Registrasi PK-SNM. Sasarannya adalah wilayah Selatan Malang, Pasuruan dan Jombang.
Rencananya, kegiatan OMC yang berpusat di Baseops Lanudal Juanda ini akan dilakukan hingga akhir tahun 2025. Terutama dilakukan di wilayah yang berpotensi alami bencana hidrometeorologi.
