MALANGTIMES - Kota Wisata Batu (KWB) semakin mengukuhkan diri sebagai primadona jujukan wisata di Jawa Timur.
Terbukti dengan jumlah kunjungan pelancong tiap tahun selalu melebihi target awal yang ditentukan.
Baca Juga : Curhat Pelaku Pariwisata ke Menteri Pariwisata Wishnutama, Seperti Apa ?
Akan tetapi, pada 2019 ini Pemerintah Kota (Pemkot) Batu akan mengubah strategi pemasaran wisatanya.
Alih-alih menargetkan peningkatan jumlah atau kuantitas pengunjung, pemkot beralih pada sisi kualitas.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengungkapkan pihak pemkot masih terus berupaya mengantisipasi jumlah wisatawan yang terus meningkat.
"Tahun kemarin (2018) kan tembus 5 juta (wisatawan) lebih, saya tidak mau menambah terlalu banyak secara kuantitas tapi lebih pada kualitas," ujarnya.
Untuk diketahui, pada 2017 lalu Pemkot Batu menargetkan 4,2 juta kunjungan wisata dan terlampaui hingga angka 4,7 juta.
Sementara pada 2018, dari target awal 5,2 juta wisatawan berhasil tembus mencapai 5,6 juta pengunjung.
Pada 2019 ini, Dinas Pariwisata Kota Batu menetapkan target pelancong sebanyak 5,6 juta orang.
"Lima juta wisatawan (dalam) satu tahun itu sudah luar biasa, karena terus terang Kota Wisata Batu ini kecil. Ketika bertambah terlalu banyak ini menjadi macet menjadi tidak nyaman," ujar Dewanti.
Dia juga menegaskan bahwa Pemkot Batu berupaya memberikan jamuan terbaik bagi pengunjung.
Misalnya terkait keamanan, kelancaran akses lalu lintas, infrastruktur pendukung, dan lain-lain.
Pada 2019 ini, lanjut Dewanti, sisi-sisi kualitas yang akan terus digenjot.
Baca Juga : Penutupan Tempat Wisata dan Hiburan di Kota Batu Diperpanjang sampai 21 April
Misalnya meningkatkan sektor kuliner serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal agar semakin membuat wisatawan mau menghabiskan uang di kota berjuluk Little Switzerland itu.
"Yang harus dilakukan sekarang adalah memberikan kualitas yang harus dijaga," ujarnya.
Dewanti menerangkan, selama ini wisatawan dari luar daerah maupun wisatawan mancanegara umumnya memiliki standar tinggi.
Misalnya untuk kebersihan, kesehatan makanan, cita rasa, dan lain-lain.
"Soal toilet saja misalnya, orang Jakarta itu inginnya toilet kering. Atau soal makanan minuman yang tidak suka terlalu manis. Nah, itu yang harus diperhatikan biar mereka betah dan makin banyak menghabiskan uang di sini," tegasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan, salah satu yang akan ditawarkan untuk wisatawan pada 2019 ini adalah desa-desa tematik.
"Saat ini masih sedikit (jumlah desa wisata), terus terang yang berperan besar masih dari swasta. Tapi saya minta semua desa membuat tematik dengan kualitas yang baik," tuturnya.
Dewanti mencontohkan, dalam waktu dekat Pemkot Batu akan kembali membuka desa wisata di Desa Gunungsari.
"InsyaAllah terdekat akan muncul di Gunungsari, di sana kan ada potensi peternakan sapi perah. Tapi masih ditata agar baik, jangan sampai sudah diresmikan tetapi tidak siap," pungkasnya.