Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Saat IKM Hadapi Revolusi Industri 4.0, Disperindag Kabupaten Malang: Baru 15 Persen Yang Siap

Penulis : Dede Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

02 - Jan - 2019, 12:19

Gelar produk IKM tahun 2018 saat perayaan hari jadi Kabupaten Malang. (dok MalangTIMES)
Gelar produk IKM tahun 2018 saat perayaan hari jadi Kabupaten Malang. (dok MalangTIMES)

MALANGTIMES -Kabupaten Malang memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang jumlahnya mencapai sekitar  23.236 unit. Rinciannya, industri  besar berjumlah 30, industri kecil 414, industri menengah 1.487, dan industri rumah tangga sebanyak 21.305.
 

Baca Juga : Bansos untuk Warga Terdampak Covid-19 Mulai Disalurkan, Pemkot Malang Buat Skema Baru

Data IKM tersebut dengan acuan  7 bulan lalu di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang. Kini IKM berjumlah bertambah menjadi 23.353 industri. 


Sayangnya, potensi besar IKM di Kabupaten Malang tersebut belum secara penuh siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Sebuah revolusi dalam dunia usaha yang bertumpu pada penguasaan teknologi yang menjadi penentu keberhasilan IKM di masa depan.


Data Disperindag Kabupaten Malang, dari total IKM sebanyak 23.353 industri, baru sekitar 15 persen yang siap untuk menghadapi terjangan revolusi industri 4.0. Atau sekitar 3.470 industri dari total keseluruhan.


Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Industri Non-Agro Disperindag Kabupaten Malang Catur Gigih, beberapa waktu lalu. "Sekitar 15 persen dari total IKM yang terdata. Persentase tersebut adalah mereka yang siap dan mengikuti berbagai gagasan kamj," kata Catur.


Dari 15 persen IKM yang siap tersebut pun, secara penuh belum secara langsung atau terbiasa dengan pola usaha yang mengandalkan teknologi. Peta Jalan Making Indonesia 4.0 dengan teknologi sebagai panglima masih dalam penguatan Disperindag secara kontinyu.


Catur melanjutkan, 15 persen IKM yang siap dan kerap mengikuti berbagai gagasan kemajuan yang diinisiasi pihaknya dalam berbagai kegiatan. Misalnya pelatihan, pembinaan sampai persoalan pemasaran. Sekitar 10 persen  yang sudah berdiri mandiri dan menghasilkan pendapatan.


"Sisanya masih terus kami kuatkan dengan berbagai gagasan program yang ada di Disperindag," ujar Catur yang melanjutkan bahwa, sampai saat ini pihaknya masih berkutat dalam pembinaan maupun pelatihan kepada IKM yang belum mampu untuk menjadi bisa sampai mandiri.


Sedangkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0, Disperindag Kabupaten Malang akan terus melakukan berbagai upaya tahun 2019 ini. "Jadi, tahun ini selain terus memberikan pelatihan kepada sebagian besar IKM yang belum berdiri kuat. Juga memulai dengan adanya revolusi industri 4.0 ini," ujar Catur.


Dari beberapa pelaku IKM yang ada di Kepanjen, persoalan mengenai belum 'manutnya' sebagian besar mengikuti berbagai program Disperindag dikarenakan masih belum adanya produk yang dihasilkan. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Budianto yang masih merintis usaha konveksi skala rumah tangga.

Baca Juga : Pemda yang Tidak Alokasikan Dana untuk Penanganan Covid-19 Akan Kena Sanksi


"Kita belum mempunyai produk walau beberapa kali ikut pelatihan. Jadinya, sementara ini masih merintis. Untuk masalah makai teknologi, belum mas. La yang gini saja masih mau jalan," ujarnya kepada MalangTIMES, Rabu (02/01/2019).


Pernyataan Budianto tersebut selaras dengan yang diungkapkan Catur. Dirinya menyampaikan sebagain besar IKM di kabupaten Malang memang belum konsisten dengan produknya. "Sehingga memang cukup sulit juga saat akan mengikuti gagasan-gagasan dari program kita. Tapi, kami terus bangkitkan mereka sesuai tupoksi kami di Disperindag," urainya.


Lebih jauh, Catur menyampaikan, ada beberapa IKM non-agro yang cukup menonjol dan siap menghadapi revolusi industri 4.0. Salah satunya adalah industri batik, maupun logam dan handmade. “Sebagian produk tersebut menonjol dan telah merambah ke berbagai daerah," imbuh Catur.


Disinggung mengenai langkah ke depan Disperindag Kabupaten Malang, Catur menyatakan akan terus menerapkan berbagai gagasan kegiatan kepada IKM. Baik melalui kegiatan pelatihan, bimbingan teknis, segi promosi untuk pemasaran dan lainnya.


Di tingkat Kementerian Perindustrian melalui Dirjen IKM Gati Wibawaningsih, IKM dalam revolusi industri 4.0 memang harus memulai dalam penguasaan teknologi. Melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0, aspek penguasaan teknologi akan menjadi penentu utama keberhasilan dalam implementasi Industri 4.0 yang akan memberikan arah yang jelas bagi pergerakan Indonesia di masa depan.


Karena itu, Kemenperin sejak akhir tahun 2016 lalu telah meluncurkan e-smart IKM yang telah mampu membukukan nilai transaksi di marketplace sekitar Rp 320 juta dari komoditas makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fesyen, herbal, serta produk industri kreatif lainnya.
Selain itu, pembinaan dalam program e-smart IKM juga meliputi pemantauan data performansi setiap pelaku usaha yang telah tergabung dalam e-Smart IKM. “Nantinya hasil yang didapat akan terlihat berapa jumlah pelaku IKM yang sukses dalam transaksinya atau menjadi champion, dan mereka yang belum sukses dalam transaksinya, bahkan di-suspend,” ujar Gati seperti dilansir media nasional.


Selain meluncurkan e-smart, Kemenperin juga menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sejak tahun 2017 lalu dalam  fasilitasi akses internet di sentra IKM seluruh Indonesia. (*)

 


Topik

Pemerintahan berita-malang Dinas-Perindustrian-dan-Perdagangan industri-kecil-dan-menengah


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni