Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa Wanita di Beranda Industri Lendir (1)

Banyak Yang Kurang Sreg, tapi Ada Yang Cari Referensi Gaya Baru

Penulis : Dede Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

24 - Dec - 2018, 13:27

Ilustrasi. Kaum wanita pun menyukai film porno (Ist)
Ilustrasi. Kaum wanita pun menyukai film porno (Ist)

MALANGTIMES - Industri lendir atau produksi film ah oh uh tidak ada matinya. Para pemilik kapital besar dan amatiran bersaing memperebutkan pasar. Ditambah dengan berbagai eksperimen dengan alasan privasi yang mendokumentasikan hubungan seks melalui berbagai telepon pintar dan akhirnya bocor di dunia maya.

Baca Juga : Dosen UM yang Sempat Positif Covid-19, Sudah Diperbolehkan Meninggalkan Rumah Sakit

Industri lendir serupa kanker bagi pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi maupun bagi masyarakat yang tegas-tegas menolak penyebarannya yang begitu masif dewasa ini. Data dari similarweb mencatat, tahun 2015 Indonesia berada di posisi ke-12 dunia dalam mengakses film bokep. Indonesia di bawah negara Lesotho, Papua Nugini, Malasyia dan negara lainnya. Sedangkan untuk pencarian keyword porno tertentu, Indonesia berada di urutan  ketiga dunia. 

Sedangkan Pornhub, platform penyaji konten pornografi terpopuler di muka dunia, melaporkan, akses masyarakat dunia terhadap konten porno semakin didominasi perangkat mobile. Tercatat, tahun 2013 akses Pornhub via mobile hanya 45 persen menjadi 67 persen tahun  2017. Tahun 2015, masih menurut Pornhub, kelompok usia muda asal Indonesia menempati posisi kedua terbanyak yang mengakses platformnya, di bawah India. 

Data-data tersebut yang membuat konten pornografi menjadi musuh utama. Berbagai efek negatif dari tayangan industri lendir merusak otak generasi muda sebagai pengakses terbanyak situs porno. Bukan hanya terhadap kaum laki-laki  sebagai konsumen terbesar film bokep. Tapi juga terhadap kaum wanita yang juga disasar sebagai pasar potensial oleh berbagai industri lendir tersebut.

Tercatat, film bokep ternyata juga diminati kaum wanita. Bahkan dari survei yang dilakukan Ann Summers yang dikutip  Mail Online, film bokep yang diproduksi oleh berbagai industri lendir ini disukai 96 persen wanita walau dengan berbagai alasan kaum wanita menjadi penonton film bokep. 

Sebanyak 58 persen responden wanita menganggap menonton film bokep membuat kehidupan seks mereka lebih baik. Lalu,  23 persen menganggap bisa lebih dekat dengan pasangannya. Sedangkan sisanya dikarenakan rasa penasaran untuk mengintip laman-laman situs  porno. 

Sedangkan durasi waktu kaum wanita menonton film bokep adalah 55 persen nonton sebulan sekali dan 40 persen satu minggu sekali. Dengan waktu yang dihabiskan per kunjungan sekitar 4 menit. Durasi menonton per kunjungan film bokep yang kini mayoritas diakses melalui telepon pintar meningkat  tahun 2016. Seperti yang dilansir oleh situs porno terpopuler di dunia, pornhub, yang menyampaikan durasi rata-rata menonton film bokep sekitar 9 menit lebih.

Dari situ, kaum wanita menghabiskan waktu kunjungan ke situs porno sekitar 9 menit 10 detik. Berbeda sedikit dengan kunjungan kaum adam dengan durasi sekitar  9 menit 22 detik per kunjungan. 

Lantas, apa kata kaum wanita, khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Malang, dalam menyikapi massifnya industri lendir yang masih saja gampang diakses sampai saat ini?  Wulan (23), warga Kepanjen yang kuliah di Kota Malang, menyampaikan bahwa film porno baginya bukan barang baru. Walaupun secara tegas juga dirinya menyampaikan hanya sekadar untuk iseng saja. "Saya bukan penikmat garis keras lah. Kalau suntuk banget, biasanya saya buka-buka gitu. Pakai ini," kata Wulan sambil menunjukkan telepon pintarnya. 

Dirinya juga bercerita banyak temannya juga suka membuka situs porno hanya untuk refreshing. "Walau ya gitu nggak bisa lama-lama. Filmnya kan gitu-gitu saja. Selera kaum laki-laki banget kan," imbuhnya yang menyatakan dirinya paling lama hanya melihat sekitar 7-9 menit dalam sekali kunjungan. 

Baca Juga : Gegara Ahok Diskon BBM untuk Ojol, Said Didu dan Arsul Soni Malah 'Perang' di Twitter

Lain lagi dengan Melati (36-nama samaran) yang (maaf) masih secara sembunyi-sembunyi berprofesi sebagai wanita tunasusila (WTS) dan kini berprofesi serabutan sebagai purel karaoke serta lainnya. Dirinya mengaku kerap mengakses situs porno di sela waktu luangnya saat tidak bekerja. 

"Golek gaya anyar (cari gaya baru), Mas. Ya sekalian ngisi waktu. Biasanya pas lagi mau tidur-tiduran gitu," ujarnya yang juga menyampaikan dirinya terbilang masuk di golongan garis keras dalam menonton film bokep. "Setiap hari biasanya, ya sekitar 25-30 menit gitu. Satu film, kadang loncat-loncat sambil cari yang baru," ujar Melati. 

Beberapa responden acak yang ditemui MalangTIMES dalam beberapa hari lalu juga menyampaikan bahwa sebagian besar mereka kurang begitu sreg dengan berbagai konten porno yang marak saat ini. Baik yang diproduksi oleh industri lendir besar dunia maupun amatiran. 
Mereka menyampaikan, berbagai konten porno lebih didominasi pada pelampiasan syahwat laki-laki dibandingkan dengan kebutuhan syahwat kaum wanita. 

"Di film gituan wanita itu hanya objek seks saja. Tidak jadi subjek, tapi objek penderita. Juga vulgar banget. Padahal kita butuh yang lebih soft, manusiawi. Ya layaknya hubungan badan suami istri di dunia nyata," ucap Izatull (31), ibu rumah tangga. 

Dirinya mengaku bahwa nonton film porno hanya sekadar iseng dan untuk lebih memahami cara menyenangkan suaminya dalam berhubungan badan.  "Kayak cari referensi gitu. Ya cuma gitu saja, paling itu juga hanya satu bulan sekali atau dua kali saja," ucapnya. 

Hal ini senada dengan beberapa suara yang disampaikan oleh para kaum hawa tersebut. Mereka bereksperimen melalui situs porno untuk menemukan hal baru dalam pola berhubungan intim yang sifatnya manusiawi. Bukan sebuah dominasi seks seperti yang banyak terlihat dalam industri film porno. 

Dari pernyataan mereka, sesuai dengan beberapa data yang bersebaran di dunia maya, ditemukan kesamaan harapan dan rasa suka saat kaum wanita berada di beranda situs porno. Yakni,  73 persen suka film porno yang berjenis  soft porn. 47 persen terdapat adegan bermain peran dalam film porno, dan 27 persen menyukai video seks fetish.(*)

 


Topik

Peristiwa Industri-lendir film-porno situs-film-porno film-dewasa konten-pornografi


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni