Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Sial, Sebagian Bakso dan Krupuk yang Kita Konsumsi Diduga Mengandung Boraks, Tim Satgas Pangan Razia Ratusan Bahan Baku Makanan Berbahaya Di Pasar Lawang

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Lazuardi Firdaus

10 - Dec - 2018, 21:32

Petugas gabungan Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang saat melakukan sidak di Pasar Lawang, Kabupaten Malang (Foto : Ashaq Lupito / MalangTIMES)
Petugas gabungan Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang saat melakukan sidak di Pasar Lawang, Kabupaten Malang (Foto : Ashaq Lupito / MalangTIMES)

MALANGTIMES - Selain dikenal dengan olah raga sepakbolanya, lantaran memiliki tim jagoan Arema FC. Bakso juga menjadi salah satu makanan yang identik dengan Malang. Namun apa jadinya jika menu makanan yang menjadi idaman itu, ternyata mengandung bahan kimia berbahaya.

Mungkin sebagian dari kita, masih merasa asing dengan bahan baku membuat bakso yang disebut bleng. Sebagian masyarakat Malang juga menyebut dengan istilah ketek.

Baca Juga : Ekonomi Digital Indonesia Berkembang, Malang Masuk Diantaranya

Salah satu bahan racikan pembuat bakso dan kerupuk ini, ternyata mengandung boraks. Jika dikonsumsi manusia, tentunya kandungan  zat kimia berbahaya tersebut, dapat membahayakan bagi tubuh. Terutama untuk kesehatan usus. Sebab boraks biasanya digunakan untuk bahan baku pembersih lantai.


 

Berawal dari informasi jika bleng marak beredar di pasaran inilah, membuat tim Satgas Pangan Kabupaten Malang, melakukan inspeksi mendadak (Sidak), di Pasar Lawang, Senin (10/12/2018) siang.

Dari pengamatan MalangTIMES dilapangan, sekitar pukul 11.00, puluhan petugas nampak berseliweran menyisir lorong jalan pasar. Hasilnya petugas menemukan beberapa pedagang yang menjual bleng. “Kami mendapati ratusan bleng (boraks) yang dijual pedagang,” terang Wakasat Tindak Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang, Ipda Rudi Kuswoyo, saat dijumpai disela-sela agenda sidak.

Dari data yang dihimpun petugas, boraks berbagai merk tersebut didapat dari produsen dan distributor yang berasal dari Surabaya dan Pasuruan. “Semua barang yang terjaring razia sudah kami sita, sedangkan pedagang yang menjual masih berstatus saksi. Barang bukti boraks berbagai merek tersebut, sudah diamankan oleh tipiter,” tegas Rudi.

Rudi menambahkan, selain aktif melakukan oprasi, tim satgas pangan juga sering melakukan sosialisasi terkait barang apa saja yang berbahaya dan tidak layak jual. Namun, sebagian pedagang memilih untuk mengabaikan, dan tetap menjual boraks ke pasaran. “Indikasinya tidak hanya Pasar Lawang saja, namun pasar lain juga disinyalir marak jual beli boraks ini. Selain merazia bahan berbahaya, tim satgas pangan juga melakukan pemantauan harga di pasaran, harapannya tidak mengalami kelonjakan harga jelang natal dan tahun baru,” imbuh anggota polri yang juga menjabat sebagai KBO Satreskrim Polres Malang ini.

Sementara itu, beberapa petugas Satgas Pangan juga melakukan pendataan terhadap pedagang yang kedapatan menjual boraks. Belakangan diketahui, petugas juga bekerjasama dengan pedagang, guna memancing produsen dan distributor bahan makanan berbahaya tersebut. “Ini masih kami kembangkan, jika sudah diketahui siapa pelakunya, segera akan kita amankan,” tegas salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya ini.

Baca Juga : Bisnis Panca Hijab saat Pandemi Covid-19, Sulit Bahan tapi Siap Luncurkan Model Baru

Ditemui di saat bersamaan, mayoritas pedagang juga nampak ogah-ogahan saat barang jualannya disita petugas. Mereka mengeluh jika tidak mengetahui bahwa barang yang dia jual mengandung boraks. “Saya tidak tahu jika tidak boleh dijual, tidak hanya saya, hampir semua pedagang bumbu masakan yang ada di pasar lawang ini juga berjualan bleng,” ungkap Mujiatun.

Pedagang yang kini sudah berusia 60 tahun itu, mengaku jika mendapat pasokan boraks dari produsen asal Jawa Tengah. “Biasanya 2 minggu hingga satu bulan, ada orang yang memasok barang tersebut (boraks). Sekali kulakan biasanya 3-5 paket, satu paketnya berisi 10 biji,” tuturnya.

Pedagang yang sudah berjualan sekitar 30 tahun ini mengaku, jika menjual boraks seharga Rp 2 ribu hingga Rp 2.500. Sedangkan harga kulakannya, dibandrol Rp 1.500 per kemasan. “Pembeli biasanya menggunakan bleng untuk membuat bakso dan krupuk, kata mereka biar bisa mengembang,” pungkasnya.

 


Topik

Ekonomi malang berita-malang Tim-Satgas-Pangan-Kabupaten-Malang sidak-di-Pasar-Lawang


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Lazuardi Firdaus