MALANGTIMES - Temuan pasukan abu-abu atau Satuan Tugas (SATGAS) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang berupa tumpukan sampah yang memenuhi drainase menuai kecaman banyak pihak. Pasalnya, hal itu menunjukkan masih banyak warga yang memiliki kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan.
Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh
Seperti tanggapan warganet atau netizen di akun Facebook DPUPR Kota Malang. Akun tersebut membagikan foto-foto pengangkatan sampah dari drainase beberapa ruas jalan di kota pendidikan itu. "Bukti nyata masih banyak orang dholim (zalim) kepada alam. Mereka kah yang disebut manusia beradab dan bermoral," tulis pemilik akun Lingga Tanuwijaya di kolom komentar.
Politikus muda asal Malang, Moreno Soeprapto pun angkat bicara setelah melihat foto-foto tumpukan sampah tersebut beredar di grup-grup percakapan WhatsApp. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang perlu mengadakan kegiatan-kegiatan edukasi terhadap masyarakat akan kesadaran dan penggunaan bahan-bahan plastik.
"Lebih bagus lagi kalau tiap rumah bisa menurunkan hasil sampahnya, yang terbuat dari plastik khususnya. Atau plastiknya diolah kembali sekaligus membuka lapangan kerja," urai Moreno. Ketua DPC Gerindra Kota Malang itu menyoroti bahwa sampah yang menyumbat saluran drainase berimbas pada banjir yang terjadi di Kota Malang.
Terlebih, lanjut Moreno, posisi Kota Malang berada di dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 550 meter di atas permukaan laut. "Posisi kita (Kota Malang) ada di dataran tinggi, tapi kalau faktanya saat ini mengalami banjir, ini ada apa," ujar Moreno dalam nada tanya.
Dia menyebut, ada kemungkinan faktor pembangunan, dari tahap perencanaan sampai pengerjaan tidak sesuai. Namun, faktor lain yang lebih berpengaruh menurutnya justru dari warga sendiri. "Ya karena manusianya. Sehingga menurut saya pembangunan indeks manusia dari sisi sosial ini penting sekali," tambah Anggota Komisi III DPR RI itu.
Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis
Koordinator Good Governance Activator Alliance (GGAA) Sudarno menilai bahwa sampah yang diduga menjadi penyebab banjir di beberapa tempat ini merupakan fenomena gunung es tentang pengelolaan sampah di Kota Malang. "Masyarakat Kota Malang yang konon adalah kota pendidikan, ternyata tidak mampu untuk menciptakan perilaku yang baik dalam rangka mewujudkan lingkungan yang bersih," sesalnya.
Menurut warga Sengkaling itu, temuan tersebut sangat memprihatinkan. Dia menekankan bahwa semua berperan akan buruknya kebiasaan buang sampah sembarangan di Kota Malang. "Kampus pun tidak mampu memberikan keteladanan, bagaimana seharusnya sampah diperlakukan. Pemerintah juga harus kerja keras untuk melakukan upaya-upaya penyadaran kepada masyarakat Kota Malang," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan abu-abu DPUPR Kota Malang setiap hari menemukan tumpukan sampah memenuhi drainase atau gorong-gorong di wilayah tersebut. Bukan hanya sampah plastik, barang-barang rumah tangga seperti kasur, ban, bantal, guling hingga potongan kayu kerap ditemukan menyumbat aliran air.