Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan Belajar Kampung Tematik di Kampung Inggris (3)

Ada Wacana Kampung Inggris di Kota Malang, Kalend Osen: Butuh Disiplin dan Komitmen

Penulis : Nurlayla Ratri - Editor : Lazuardi Firdaus

24 - Nov - 2018, 11:52

Suasana salah satu sudut Kampung Inggris di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)
Suasana salah satu sudut Kampung Inggris di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. (Foto: Nurlayla Ratri/MalangTIMES)

MALANGTIMES - Perjalanan Kampung Inggris di Pare, Kabupaten Kediri terhitung telah dimulai sejak 41 tahun yang lalu. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang pun menyadari bahwa pengembangan kampung tematik perlu masuk dalam perencanaan daerah jangka panjang dan berkelanjutan. 

Rentang 41 tahun itu dihitung dari lembaga kursus bahasa pertama yang didirikan Kalend Onsen, The Founding Father Kampung Inggris pada Februari 1977 silam. Meskipun untuk penyematan nama Kampung Inggris, berawal dari tahun 1995 lalu. 

Baca Juga : Hari Ini, Pemkot Malang Luncurkan Bansos Tahap Awal bagi Warga Terdampak Covid-19

Kepala Barenlitbang Kota Malang Erik Setyo Santoso mengungkapkan, wacana pengembangan Kampung Inggris di kota pendidikan itu masih dalam tahap perencanaan. "Saat ini kami tengah menuntaskan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Malang tahun 2018-2023," ujar Erik. 

Dalam dokumen tersebut, salah satu programnya yakni mewujudkan kampung-kampung tematik. "Kampung tematik ini membutuhkan kekhususan, salah satu yang ingin diadopsi yaitu bercirikan Kampung Inggris," tambah pria asal Kediri itu.

Erik menerangkan, untuk membuat suatu program tidak bisa asal saja. Melainkan harus berlandaskan kajian, ditambah dengan adanya pengayaan dari program serupa yang terbukti berjalan baik. "Tentunya pada saat merumuskan kebijakan tersebut ada tukar pendapat dengan pelaku, yang coba kami pelajari," urainya.

"Belajar tentu dari pakarnya, dari ahlinya. Proses itu yang ingin kami dengar terutama perjuangan dan menginisiasi berdirinya Kampung Inggris ini," tambah pria kelahiran 25 April 1973 itu. Menurut Erik, kampung tematik yang mencakup tiga desa di wilayah Kecamatan Pare ini terbukti tidak hanya meningkatkan skill pemahaman bahasa Inggris. 

"Di sini juga menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Tidak hanya dikenal skala lokal dan nasional, bahkan sampai taraf internasional. Ini yang ingin kami pelajari," tegas Erik di sela dialog bersama pendiri Kampung Inggris, Kalend Osen dan Sekretaris Forum Kampung Bahasa (FKB) Milli Akbar. 

Kalend Osen mengungkapkan bahwa replikasi itu tidak menjadi masalah. Di beberapa daerah lain di Indonesia, lanjutnya, juga telah berupaya menciptakan Kampung Inggris meski belum mencapai sasaran yang diharapkan. "Karena menurut pengalaman saya, (kampung) ini tidak sengaja diciptakan. Asalnya hanya ngursus (banyak lembaga kursus), bukan dirancang sebelumnya. Barangkali kalau disusun sejak awal, (hasilnya) akan lebih baik," urainya.

Dia juga mengaku pernah ditanya apakah modal yang dibutuhkan banyak. Termasuk ada pula daerah yang menggelontorkan anggaran hingga Rp 4 miliar untuk membuat tiruan Kampung Inggris. "Tetapi yang membuat gagal, di sana tidak ada disiplin dan komitmen. Disiplin dari pelakunya, dan komitmen semua pihak untuk memajukan kampung itu," tegasnya. 

Baca Juga : Bantuan Pangan Non Tunai di Kota Batu Sudah Cair, Berikut Jadwal dan Lokasi Tokonya

"Saya pikir perlu ada dahulu pendekatan dengan orang setempat akan (kampung tematik) yang dirancang tadi. Menggali sebuah ide yang muncul di tengah masyarakat, baru kemudian ditawarkan program pemerintah itu. Dengan harus juga disiapkan tenaga yang akan terjun," tambahnya. 

Milli Akbar menambahkan, slogan Kampung Inggris adalah Kampung Kita Bersama. Sehingga ada kesepakatan semua warga yang terlibat untuk menjaga keberlangsungan kampung tersebut. "Soal harga paket yang ditawarkan, misalnya, itu tidak ada patokan. Mereka bebas menawarkan harga berapa, asalkan yang dijaga kualitas. Jangan sampai ada yang datang ke sini dan kecewa," urainya.

Dia juga menekankan pentingnya diferensiasi produk jika Kota Malang membuat Kampung Inggris. "Perlu ada yang berbeda yang ditawarkan, karena kalau sekadar menawarkan kursus maka orang akan cenderung memilih untuk ke lokasi yang sudah dikenal dan terbukti lulusannya. Ya di Kediri ini," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tim Barenlitbang tiba di VOC English Course di Jalan Brawijaya 72, Tulungrejo, Pare, Kabupaten Kediri, Jumat (23/11/2018). Di lokasi tersebut, sekitar 50 personel menggali ilmu terkait berdirinya Kampung Inggris selama dua hari, hingga hari ini (24/11/2018).
Tak hanya wacana soal replikasi Kampung Inggris di Kota Malang. Ada juga bahasan terkait keterlibatan sopir-sopir angkot dalam program yang disusun Barenlitbang. Uraiannya, simak dalam ulasan MalangTIMES selanjutnya.


Topik

Pemerintahan Kampung-tematik kamung-kreatif kampung-inggris


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurlayla Ratri

Editor

Lazuardi Firdaus