MALANGTIMES - Pertama di Indonesia, Komite Kebudayaan Kota Malang dipilih layaknya pemilihan umum (Pemilu). Rencananya, pemilihan Ketua Umum Komite Kebudayaan tersebut akan dilakukan di Museum Mpu Purwa Kota Malang, Jumat (23/11/2018) malam dengan menghadirkan sebanyak 150 orang yang berhak memberi suara.

Ketua Tim Formatur Persiapan Penyusunan Komite Kebudayaan Kota Malang, Rudy Satrio Lelono menyampaikan, pemilihan Ketua Umum Komite Kebudayaan Kota Malang itu merupakan buntut dari focus group discusion (FGD) yang dilakukan bersama puluhan seniman di Kota Malang belum lama ini. Selain itu, juga menjadi bentuk keseriusan atas pertemuan yang dilakukan bersama Wali Kota Malang, Sutiaji pada sekitar Agustus lalu.

"Dewan Kesenian Malang resmi berubah menjadi Komite Kebudayaan Kota Malang, dan Wali Kota meminta kami serius menggarapnya untuk melestarikan kebudayaan di Kota Malang," katanya saat dihubungi MalangTIMES, Kamis (22/11/2018).

Dengan berubahnya status menjadi komite, pria yang akrab disapa Idur itu menjelaskan, ada banyak aspek yang bisa disentuh dalam rangka pemajuan kebudayaan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun  2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Bukan hanya mencakup aspek kesenian, tapi juga luas dalam bidang kebudayaan dan adat istiadat.

"Tapi Komite Kebudayaan Kota Malang ini tugasnya bukan untuk membuat event ya, jadi masyarakat harus tahu itu," jelasnya.

Menurutnya, Komite Kebudayaan memiliki peran penting dalam menyusun strategi kebudayaan untuk memajukan kebudayaan. Terutama sumber daya manusia (SDM) hingga pendataan dan inventarisasi kebudayaan. Sehingga perlu kerjasama antara seniman dan juga pemerintah daerah dalam mewujudkan cita-cita kemajuan kebudayaan.

"Dan di sini kami dibantu Pemerintah Kota Malang, dalam hal ini melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang sebagai fasilitator. Karena semua kan berkaitan dengan kebijakan," jelasnya.