MALANGTIMES - Puskesmas Gribig yang berhasil dengan program Jek Foodnya tadi (14/11) mendapat kunjungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Revitalisasi Pasar Bunulrejo Dibatalkan
Mereka ingin mencontoh kunci keberhasilan Puskesmas Gribig dalam menurunkan angka balita Bawah Garis Merah (BGM) yakni balita yang gizinya kurang.
Puskesmas Gribig sendiri berhasil menurunkan angka balita BGM hingga 50% dalam satu tahun.
"Untuk Situbondo itu memang katanya sudah ada Jek Foodnya tapi belum melakukan secara maksimal. Jadi mereka berharap dalam kunjungannya, Jek Foodnya dapat lebih baik," ujar Dokter Umum Puskesmas Gribig Wida Sekarani.
Selain itu, untuk program Jek Food ini, Puskesmas Gribig juga berhasil meminimalisir biaya. Itulah yang juga ingin dicontoh dalam studi banding tersebut.
"Kita meminimalisir biaya karena memang kita punya sumber pangannya sendiri. Kita tanam sendiri (sayuran dan buahnya), itulah yang dipakai untuk memasak," ungkap Wida.
Setelah memasak sendiri, Kelompok Budaya Kerja (KBK) Puskesmas Gribig melalui Kader melakukan kunjungan ke rumah-rumah yang memang punya balita gizi kurang.
Baca Juga : Jamin Nasib Tenaga Kerja, Disnaker-PMTSP Kota Malang Ajukan Skema Jaring Sosial
Kemudian memenuhi sarana makanannya, baik untuk makanan besar ataupun susu dan biskuit.
"Kita melakukannya 1 minggu 3 kali," imbuh Wida.
Untuk diketahui, dalam program Jek Food ini, Puskesmas Gribig membina kerjasama pihak kecamatan dan kelurahan Sawojajar.
"Harapannya Puskesmas Gribig inovasi yang sudah berjalan nantinya semakin baik lagi dalam menurunkan angka gizi. Ini akan diteruskan berjalan untuk 2 tahun ke depan untuk menuntaskan itu," tandas Wida.
Hingga bulan Mei ini, sudah 60,29% balita BGM yang tertangani.