Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Ternak Lalat, Kecoa, Nyamuk, dan Lintah Jadi Tren di Indonesia, Hasilkan Uang Puluhan Juta

Penulis : Pipit Anggraeni - Editor : Lazuardi Firdaus

10 - Nov - 2018, 10:52

Screenshot
Screenshot

MALANGTIMES - Lalat, kecoa, nyamuk, dan lintah di era seperti sekarang ternyata bukan sekedar serangga biasa. Karena kini, hewan yang identik menjijikkan dan sering menganggu itu mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah dengan jumlah yang tak sedikit. Di beberapa daerah, serangga-serangga itu bahkan dijadikan ternak yang mampu menghasilkan uang dan keuntungan hingga puluhan juta.

1. Kecoa dengan Harga Fantastis
Sebagian dari kita tentu geli saat melihat kecoa. Tapi ternyata, beberapa orang memanfaatkan serangga berwarna cokelat itu sebagai hewan ternak yang memiliki harga jual lumayan tinggi. Dalam video yang diunggah channel youtube Kang Lintas dengan judul 'Ternak Kecoa Bisa Raup Omzet Puluhan Juta Perbulan', ditunjukkan proses menernak kecoa dari masih berbentuk embrio dan telur hingga yang berupa anakan dan menjadi dewasa.

Baca Juga : Bergerak Mandiri, Baitul Mal Ahad Pon Salurkan Bantuan Bagi Masyarakat Terdampak Covid-19

Kecoa-kecoa dengan ukuran berbeda itu ditempatkan di dalam box khusus yang tertutup. Ratusan bahkan ribuan kecoa pun diletakkan di dalam kotak sebagai sarang. Pria di dalam video itu menyebut, ternak kecoa bukan hal yang mudah ataupun sulit. Paling penting, tempat atau sarang yang disiapkan itu harus lembab dan kering. Karena kecoa cenderung menyukai tempat seperti itu.

Sementara untuk makanannya sendiri diantaranya wortel hingga pisang, yang bisa diletakkan di dalam sarang selama tiga hingga empat hari dan kemudian diganti dengan yang baru. Menariknya, serangga menggelikan itu memiliki harga jual yang lumayan, yaitu Rp 84 ribu lebih per 10 gram. Bahkan untuk jenis tertentu, dijual dengan harga satuan mencapai Rp 80 ribu per bijinya.

 

2. Lalat atau Belatung Pengganti Pakan Ikan
Berikutnya adalah memanfaatkan belatung sebagai pengganti pelet atau pakan ikan. Cara membuat pakan pengganti ini pun terbilang mudah. Karena bahan-bahan yang digunakan adalah ampas tahu yang dicampur dengan limbah perasan telur dan ramuan herbal. Pakan pengganti itu selanjutnya diletakkan di kandang khusus di dalam kolam yang secara otomatis akan mendatangkan lalat.

Lalat-lalat itu kemudian akan disemprot dengan protein dan kemudian akan memunculkan objek baru berupa belatung. Belatung-belatung itu kemudian akan jatuh ke kolam secara berkala dan menjadi makanan ikan-ikan di dalam kolam.

Pakan yang dibuat peternak lele itu pun kebanyakan memberi hasil yang maksimal. Karena selain mampu menekan kebutuhan pakan hingga 50 persen, ternyata juga mampu membuat kolam lebih steril dan tidak keruh seperti saat memanfaatkan pakan dari pabrik. Begitu juga dengan bau kolam yang tidak akan mengeluarkan bau tak sedap
 

 

Baca Juga : Diduga karena Korsleting Listrik, Gudang Dupa di Kabupaten Malang Ludes Terbakar

3. Lintah Untuk Media Pengobatan
Lintah sebagai media pengobatan memang bukan sesuatu yang asing bagi sebagian besar dari kita. Karena di berbagai daerah, ada pengobatan yang memang memanfaatkan hewan berukuran kecil berwarna hitam itu. Sebagian terapis yang memanfaatkan lintah sebagai media pengobatan selalu menernak sendiri lintah-lintah khusus itu. Mereka diperlakukan layaknya hewan ternak yang diberi kandang dan mendapat jatah makanan khusus.

 

Nah, kalau kalian bagaimana guys? Tertarik untuk menernak salah satu serangga yang bernilai ekonomis tinggi itu?


Topik

Peristiwa Ekonomi ternak-lalat ternak-lintah ternak-kecoa


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Pipit Anggraeni

Editor

Lazuardi Firdaus