Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Kabupaten Malang Surga Tembakau, Sayang Petani Tak Berkutik Masalah Harga

Penulis : Dede Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

05 - Nov - 2018, 12:27

Tembakau petani Donomulyo yang diambil oleh PT Sadhana sebagai perusahaan suplier tembakau Sampoerna. Harga yang terbilang rendah membuat petani berharap adanya perubahan. (Nana)
Tembakau petani Donomulyo yang diambil oleh PT Sadhana sebagai perusahaan suplier tembakau Sampoerna. Harga yang terbilang rendah membuat petani berharap adanya perubahan. (Nana)

MALANGTIMES - Kabupaten Malang dikenal sebagai wilayah pertanian dan perkebunan andalan Jawa Timur (Jatim), bahkan nasional. Beragam pertanian dan perkebunan melimpah di bumi Arema ini. 

Sayangnya, tidak semua produk pertanian dan perkebunan bisa membuat para petani Kabupaten Malang tersenyum.  Hal ini terjadi pada petani tembakau di wilayah Donomulyo. 

Baca Juga : Pasien Positif Covid-19 Meningkat, Polres Malang Ancam Warga yang Tolak Pemakamannya

Sebagai salah satu surga tembakau di Kabupaten Malang,  dengan luasan sekitar 1.500 hektare (ha), Donomulyo menjadi salah satu sentra tembakau. 
Tapi, limpahan hasil tembakau malah membuat petani tidak 'merdeka' dalam menentukan harga serta penjualannya. 

"Kami hampir 11 tahun tanam tembakau tidak bisa tawar-menawar harga. Harga yang menentukan adalah perusahaan. Bahkan kami tidak pernah tahu kualitas tembakau kami seperti apa," kata Sukadi, ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki Donomulyo, Senin (05/11/2018) kepada MalangTIMES. 

Selain harga tembakau petani di Donomulyo yang setiap satu hektarenya bisa menghasilkan 1,3 ton serta dihargai per kilogram Rp 26 ribu, petani tembakau Donomulyo juga tidak bisa menjual hasil keringatnya kepada yang lain.  Hal ini didasarkan dengan adanya perjanjian antara petani dengan PT Sadhana Pandaan sebagai perusahaan suplier tembakau Sampoerna. 

Menurut Sukadi, harga telah ditetapkan dan semua hasil panen tembakau masuk ke PT Sadhana.  "Perjanjiannya seperti itu sampai saat ini. Mereka yang memberi bibit,  kami yang tanam sampai panen. Tapi, dengan harga itu, petani merasa tidak bisa berkutik. Dan tidak tahu kualitas tembakau yang dihasilkan sebenarnya harganya berapa," ujarnya  saat didampingi beberapa petani serta perangkat desa dan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Budiar Anwar. 

Sebagai perbandingan, petani tembakau Donomulyo menyampaikan bahwa tembakau di wilayah Sumberpucung bisa dihargai per kilogram Rp 80 ribu. Padahal, kualitas tembakaunya tidak kalah berbeda. Perbedaan harga tersebut yang membuat para petani tembakau berharap adanya perubahan harga dengan hasil tembakaunya. 

Persoalan kualitas tembakau yang hanya ditester melalui raba dan cium juga berpengaruh pada harga. Sehingga petani sampai saat ini pun tidak begitu mengetahui kualitas tembakaunya sampai di grade berapa. 
"Kalau lihat perusahaan yang ambil hasil tembakau kami untuk Sampoerna, tentunya kualitas tembakau yang bagus. Tapi kami selalu tidak bisa berkutik dengan sistem testernya itu. Harapan kami tester dilakukan dengan mesin  sehingga kami juga bisa mengetahui dan bisa menentukan harga serta penjualan," urai Sukadi yang akhirnya lari ke DTPHP Kabupaten Malang atas persoalan tersebut. 

Harpaan untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau tersebut direspons baik oleh pihak DTPHP Kabupaten Malang. Melalui kepala dinasnya, petani tembakau diajak untuk mencari solusi  bersama-sama. 
"Kami coba fasilitasi tentang hal tersebut. Donomulyo punya potensi besar dalam tembakau. Untuk persoalan tersebut, kami coba lakukan koordinasi dengan PT Sadhana," ujar Budiar Anwar. 

Baca Juga : Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Bupati Malang Klaim Penyebabnya Tertular dari Luar

Selain hal tersebut, DTPHP juga akan mengajak para petani tembakau melakukan studi banding ke luar daerah. Sehingga mereka akan benar-benar memahami mekanisme pasar tembakau serta menguji kualitasnya. 

Bahkan,  lanjut Budiar, pihak petani tembakau Donomulyo terbuka apabila ada perusahaan lain, baik dalam maupun luar negeri, ingin bekerja sama. "Mereka siap untuk itu. Ini sebagai bagian dalam usaha meningkatkan kesejahteraan petani tembakau juga. Sehingga petani punya pilihan-pilihan dalam melakukan kerja sama yang saling menguntungkan," ujar Budiar. 

Selain harga yang dikeluhkan para petani tembakau Donomulyo, peran PT Sadhana pun dalam mengeluarkan dana sosial untuk pembangunan infrastruktur jalan pertanian sangat diharapkan oleh para petani.  Sebab, selama 11 tahun,  kata Sukadi,  belum ada hal tersebut. 

"Ini suara petani tembakau yang butuh adanya peningkatan hidup. Akan menjadi baik apabila harapan-harapan tersebut bisa direalisasikan," ucapnya dengan menutup pembicaraan bahwa tahun ini saja yang secara harga ada peningkatan dan tembakau jarang dikembalikan oleh perusahaan. (*) 

 


Topik

Peristiwa berita-malang Surga-Tembakau wilayah-pertanian-dan-perkebunan PT-Sadhana bumi-Arema


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Dede Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni