Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Di Balik Batalnya Aksi Pawai Bela Tauhid, Ternyata Ada Insiden Sengit Dua Kubu

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Lazuardi Firdaus

30 - Oct - 2018, 07:21

Nampak para peserta aksi pawai bela tauhid berkumpul di depan Masjid Jami pada (28/10/2018) (ist)
Nampak para peserta aksi pawai bela tauhid berkumpul di depan Masjid Jami pada (28/10/2018) (ist)

MALANGTIMES - Aksi pawai bela tauhid di depan Masjid Jami, Kota Malang pada Minggu (28/10/2018), nyatanya dari banyak video yang beredar di media sosial, sempat terjadi adu argumen keras hingga berujung sedikit adu fisik antara dua kubu. Dalam beberapa video yang beredar, nampak memang terjadi pemukulan yang dilakukan oleh oknum, namun belum jelas  berasal dari manakah oknum yang melakukan pemukulan tersebut.

Baca Juga : Tiga Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 di Kota Malang Sembuh

Dari informasi yang didapat, bahwa insiden tersebut terjadi karena pihak yang mengaku merupakan warga Kota Malang mencoba untuk meminta para peserta Pawai Bela Tauhid meniadakan aksi tersebut dan diharapkan kembali ke tempat asalnya. Karena permintaan tersebut tak dipenuhi peserta aksi, dan malah terkesan ngotot untuk bertahan di sana, akhirnya insiden perdebatan sengit, aksi saling dorong hingga pemukulan pun terjadi dan tak bisa terhindarkan.

Khodimul Majelis Hikmah Islam Hisa Al Ayyubi, yang saat itu berada di lokasi membenarkan adanya insiden tersebut. Namun diceritakan Hisa lebih lanjut, bahwa sebelum kegiatan itu terjadi, tokoh agama dan beberapa ormas bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) seperti Kepolisian, TNI telah membuat kesepakatan untuk menjaga Kota Malang tetap kondusif dan tidak ingin Kota Malang dimasuki oleh oknum-oknum yang ingin membuat kegaduhan di Kota Malang.

"Jadi Sabtu (27/10/2018) itu hampir semua ormas bersama Forkopimda ke Balai Kota Malang membuat kesepakatan itu, untuk menjaga kondusivitas Malang.  Dihadiri pihak kepolisian, TNI, wali kota, wakil wali kota dan juga sekda, dan di situ kita sudah sepakat," ungkap Hisa ketika dihubungi MalangTIMES (29/10/2018).

Lanjutnya, kemudian keesokan (28/10/2018) harinya, banyak dari oknum-oknum yang mengatasnamakan komunitas bela tauhid yang berdatangan ke Masjid Jami untuk berencana melakukan aksi pawai tersebut. Namun dari pihak kepolisian ketika di lapangan, tidak mengizinkan untuk menggelar aksi tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

(@mediaoposisi)

Dan ketika ditelusuri lebih lanjut, nyatanya, banyak dari perserta aksi yang jumlahnya sekitar seribuan lebih tersebut bukanlah merupakan warga asli Kota Malang. Hal itu terlihat dari kendaraan-kendaraan yang dilihat adalah kendaraan-kendaraan dari luar kota. Bahkan jika dipersentase dari seluruh peserta aksi yang hadir, jumlahnya sekitar 90 persen memang bukanlah warga Malang. Dan kebanyakan mereka merupakan orang luar. 

"Pagi sebelum subuh itu sudah banyak yang berdatangan bahkan mungkin sehari sebelumnya sudah datang. Memang dilihat dari kendaraan orang luar Malang, ya terlihat dari kendaraan-kendaraan itu. Dari Tuban, dari Kediri, ada kawan yang sempat tanya malah katanya dari luar Jawa Timur. Dari Bandung dari Cirebon," ungkapnya

"Dan ketika ditanya maksud mereka datang ke kota Malang malah beberapa ada yang gak tahu katanya mau ada yang diajak pengajian terus ada lagi yang katanya mau diajak Istighosah," tambahnya

Dan setelah salat subuh di Masjid Jami Kota Malang, massa yang semakin memadati masjid mendapatkan imbauan dari Forkopimda, di mana tidak mengizinkan aksi-aksi yang membuat suasana tidak kondusif. Imbauan itu selanjutnya juga disepakati oleh korlap aksi tersebut untuk tidak melanjutkan aksi ini dan pulang ke daerah masing-masing.

"Namun setelah mendapat imbauan tersebut massa masih saja tetap di situ malah mengibarkan bendera tauhid itu. Bahkan di teras dalam Masjid Jami yang notabene untuk beribadah dibuat teriak-teriak, akhirnya disuruh keluar semua karena ini tempat ibadah. Jadi kita ini teman-teman yang tidak ada di organisasi manapun kita teman-teman yang peduli terhadap Malang kondusif," jelasnya

Lebih lanjut dijelaskan Hisa, memasuki sekitar pukul 05.30 wib, massa justru tidak kunjung juga untuk meninggalkan kawasan Alun-alun dan Masjid Jami. Massa justru malah terus mengibarkan bendera serta membawa balon balon yang sudah ditiup yang entah itu tujuannya untuk apa, dan malah membuat semakin tidak kondusif. Bahkan yang lebih disayangkan lagi massa justru menginjak-injak rumput alun-alun. 

 

(@gp.malang.raya)

"Nah itu kita sendiri orang Malang yang menjaga alun-alun itu biar tetap cantik, kita nggak pernah jalan di atas rumput kok ini diinjak-injak.  Namun ada lagi yang lucu, salah satu korlap itu sempat bilang bahwa datang ke sini untuk melakukan jogging pagi. Lah ini kan lucu, ngapain jogging pagi kok harus ke Kota Malang, bahkan dengan pakaian-pakaian yang memang tidak semestinya seperti orang olahraga," paparnya

Baca Juga : Tanggap Covid-19, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Bagikan Ratusan APD ke Petugas Medis

Setelah itu, sebagai warga Kota Malang akhirnya pihaknya kembali mengajak korlap aksi tersebut untuk ke tengah alun-alun berdialog dengan menggunakan pengeras suara milik pihak kepolisian. Di sana kembali diimbau untuk kelompok ini segera meninggalkan alun-alun dan pulang ke tempatnya masing-masing. Namun kelompok ini justru semakin naik ke tempat duduk yang lebih tinggi di sekitar alun-alun dan malah mengibarkan bendera.

"Nah akhirnya kita membantu sampai beberapa santri dan Aremania, ayo orang-orang di situ segera keluar dari alun-alun. Jadi bukan intimidasi. Nah ketika kita ajak keluar malam membantu dan malah teriak yang macam-macam. Kita ini kan peduli Malang," tandasnya

"Pas waktu di tengah itu ya tetap saja ada sedikit orasinya terus saya bilang langsung saja bilangan segera kembali ke tempat masing-masing jangan bilang yang macam-macam nanti gak selesai-selesai. Nah masalahnya itu, karena beberapa ada yang dikit membandel akhirnya teman-teman sedikit memaksa mendorong untuk keluar dari alun-alun,"  tambahnya 

Sementara itu, terkait aksi pemukulan sendiri, dimana disebut dalam sebuah video yang posting Media Oposisi, aparat kepolisian tidak bertindak dan diam saja,  saat terjadinya pemukulan maupun aksi dorong, tidaklah benar. Dijelaskan Hisa, bahwa pada waktu kejadian tersebut pihak kepolisian telah berupaya untuk melerai dan mengamankan situasi.

"Ya langsung dilerai, wajarlah waktu di lapangan, ada adu fisikpun nggak terlalu keras. Dan yang luka pun nggak ada sama sekali. Untuk yang diamankan juga nggak ada," terang Hisa

Di lain sisi, Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri SIK, SH, MH ketika dikonfrimasi terkait dugaan pembiaran aksi kekerasan yang dituduhkan dan seperti yang dikatakan dalam sebuah video yang diposting oleh Media Oposisi, Kapolres masih belum menjawab pesan Whatsapp dari Malang TIMES.  Sebelumnya sekitar pukul 14.30 wib dan 19.28 wib, MalangTIMES telah mengirimkan postingan Facebook maupun video dari beberapa media sosial yang mengunggah terkait insiden pemukulan itu. Sampai berita ini diturunkan, masih belum terdapat penjelasan dari Kapolres Malang Kota.

 

 

Sementara keterangan sebelumnya, Kapolres Malang Kota menyatakan bahwa para peserta aksi bela tauhid tersebut mendapatkan imbauan dari Forkopimda kota Malang untuk menjaga kondusivitas. Baru sekitar pukul 06.00 wib setelah berdialog dan mendapatkan imbauan, massa mulai berangsur meninggalkan alun-alun.

"Dari ketua pelaksana akhirnya juga menyampaikan, sempat ada dialog agar masa yang datang untuk segera kembali. Jadi sudah cukup, sudah datang dan hadir. Dan bersama-sama untuk tetap tidak terprovokasi, mereka setuju untuk kembali ke tempat masing-masing," pungkasnya

 


Topik

Peristiwa Aksi-Pawai-Bela-Tauhid pembakaran-bendera-tauhid Khodimul-Majelis-Hikmah-Islam Hisa-Al-Ayyubi Forkopimda-kota-malang polres-malang


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Lazuardi Firdaus