MALANGTIMES - Tiga mahasiswa Ma Chung ini mengubah roti basi menjadi Topeng Malangan. Mereka adalah Gusti Ayu Shinta Berta, Jacqueline Febrina, dan Rizka Ayu Larasati, mahasiswa Program Studi Manajemen FEB Universitas Ma Chung. Idenya berawal dari memanfaatkan limbah makanan berupa roti afkir agar tidak terbuang sia-sia. Roti afkir adalah roti yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi karena sudah melewati batas ketahanan roti.
“Bahan dasar roti afkiran ini kami usung karena murah, bahkan gratis, mudah ditemukan karena produsen roti sangat banyak di kota Malang, serta cara pengolahannya mudah,” ujar Rizka.
Baca Juga : Ungkapan Mahasiswa Asing UIN Malang yang Terisolasi di Kampus
Lebih lanjut, Rizka mengatakan bahwa roti afkir dicampur dengan beberapa bahan dan diolah sehingga menghasilkan adonan yang mirip clay sehingga mudah dibentuk.
“Topeng Malangan kami pilih karena kami juga harus membawa kearifan lokal dalam bisnis kami,” imbuhnya.
Selanjutnya, mereka berencana menggandeng komunitas pengrajin Topeng Malangan lokal untuk menggunakan bahan roti afkiran tersebut.
“Yang kami lihat sekarang, kerajinan topeng malangan masih berbahan kayu atau fiber dimana bahan-bahan ini kurang ramah lingkungan, kurang sustainable, dan mahal. Kami ingin mengajak mereka menggunakan bahan yang lebih murah dan gampang didapatkan,” pungkas Rizka.
Baca Juga : Masih Siaga Covid-19, UB Mudahkan Proses Daftar Ulang Mahasiswa Baru
Untuk diketahui, topeng malangan yang mereka buat tersebut sempat menjuarai kompetisi Business Plan yang diadakan di Universitas Brawijaya 11 Oktober lalu. Kompetisi tersebut diikuti 30 universitas se-Indonesia.