MALANGTIMES - Hari pertama kerja, Wali Kota Malang Sutiaji dikepung ratusan massa yang berasal dari kalangan sopir angkot dan Aliansi Mahasiswa Malang Bersatu. Sejak masih pagi, secara bergantian, dua organisasi yang berbeda ini mengepung kawasan gedung DPRD dan Balai Kota Malang.
Baca Juga : Pandemi Covid-19, Revitalisasi Pasar Bunulrejo Dibatalkan
Mereka membawa berbagai tuntutan yang berbeda. Meski telah ditemui oleh anggota DPRD Kota Malang, massa masih menolak meninggalkan tempat aksi sebelum ditemui oleh Wali Kota Sutiaji yang baru saja dilantik pada Senin (24/9/2018) kemarin. "Kami tidak akan mundur sebelum wali kota keluar," teriak koordinator aksi sembari menginstruksikan para pendemo maju mendesak membuka paksa pintu gerbang gedung DPRD Kota Malang.
Dalam aksinya kali ini, Aliansi Mahasiswa Malang Bersatu melontarkan berbagai tuntutan. Di antaranya adalah menolak pembangunan yang tidak memperhatikan adpek sosial dan lingkungan serta menuntut kebebasan berekspresi dan menyatakan pemikiran di depan umum.
Setelah melakukan aksi selama beberapa jam, sekitar pukul 11.30 WIB, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Sofyan Edi Jarwoko menemui demonstran. Sempat tegang, Sutiaji berjanji menyampaikan sederet tuntutan yang diajukan kepada pemerintah pusat.
"Jika ini berkaitan dengan Malang, monggo bisa bicarakan dengan saya. Tapi jika ini masalah nasional dan mendesak, kami pasti sepakat dan akan segera menyampaikannya ke pemerintah pusat. Karena ini adalah otoritas pemerintah pusat," kata Sutiaji.
Baca Juga : Jamin Nasib Tenaga Kerja, Disnaker-PMTSP Kota Malang Ajukan Skema Jaring Sosial
Dalam aksi tersebut, Sutiaji juga menyampaikan terima kasih atas hadiah aksi yang disampaikan para mahasiswa di hari pertama kerjanya. "Terima kasih atas kadonya. Karena ini hari pertama saya sebagai wali kota Malang," pungkasnya. (*)