MALANGTIMES - Full Day School dibuat agar siswa bisa maksimal dalam belajar di sekolah.
Baca Juga : Belajar dari Rumah Lewat TVRI Mulai Hari Ini, Intip Jadwalnya Yuk!
Full day school juga merupakan alternatif agar dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan anak melakukan kegiatan yang negatif.
Untuk diketahui, pembelajaran full day school membebaskan siswa dari Pekerjaan Rumah (PR).
Namun, kenyataan di lapagan tidak seperti itu. Beberapa guru siswa masih mendapatkan PR.
Contohnya saja siswa-siswi di salah satu SMA negeri di kota Malang yang tidak berkenan disebutkan. Salah satu guru menyatakan bahwa siswanya terkadang masih mendapatkan PR.
Sebenarnya tidak boleh ada PR lagi. Tapi kenyataannya anak-anak masih dapat PR. Biasanya Matematika, Geografi, Bahasa Indonesia, dan Sejarah.
"Tapi ya tetap saja ngerjakannya di sekolah. Kalau waktu free di kelas saya mereka suka minta izin ngerjakan PR," ujar Dilahing Prawesti, guru Bahasa Mandarin di sekolah tersebut.
Ini artinya, pembebasan PR tidak dilakukan secara keseluruhan di Kota Malang.
Baca Juga : Cegah Covid 19 Pada Lansia dan Anak-Anak, Pemkot Batu Akan Beri Tambahan Nutrisi
Padahal, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra. Zubaidah, MM menyatakan sistem ini tidak memperkenankan anak mendapat PR.
Ia juga menyatakan bahwa full day school tepat untuk perkembangan zaman karena anak-anak bisa belajar secara maksimal di sekolah.
Dalam sistem fullday school, anak-anak belajar secara maksimal di sekolah.
"Sepulang sekolah mereka juga bisa langsung beristirahat. Sebab sistem full day school tidak diperkenankan adanya pekerjaan rumah, " terang Zubaidah.
Zubaidah peringatkan, sekolah yang sudah menerapkan full day jangan lagi bebankan siswa dengan PR. Toh, Menteri Pendidikan Prof Muhajir Efendi juga melarang keras skeolah menekan siswa di sekolah menggarap PR.