MALANGTIMES - Proses pembangunan pasar semi modern berlantai tiga di Sumedang, Kepanjen, terus dikebut. Bahkan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang mempersiapkan pembangunan hanggar di sekitar pasar.
Baca Juga : Pemda yang Tidak Alokasikan Dana untuk Penanganan Covid-19 Akan Kena Sanksi
Sistem pembangunan berkelanjutan pun menjadi pilihan pemerintah Kabupaten Malang untuk menyelesaikan Pasar Sumedang yang dimulai sejak tahun 2013 lalu. Tercatat sejak awal, anggaran yang digelontorkan telah mencapai sekitar Rp 62 miliar.
Kondisi inilah yang kerap tidak diketahui proses kebijakannya di tingkat masyarakat. Sehingga melahirkan berbagai penafsiran berbeda-beda. Baik dari pedagang maupun dari pihak lainnya.
Seperti apa yang disampaikan oleh para pedagang yang berjualan di tempat penampungan sementara sampai saat ini. Sebut saja Suwati yang menyatakan, sejak pasar dibangun dan dirinya menempati tempat penampungan sementara hasil penjualannya menurun.
"Dulu sehari bisa dapat sampai 3 juta rupiah. Tapi sekarang hanya 1 juta rupiah saja susah, mas," kata Suwati, Rabu (29/8/2018).
Hal senada disampaikan pedagang lainnya yang menyatakan, dirinya bisa mendapatkan Rp 12 juta setiap hari saat masih menempati lapak yang lama. "Sekarang 2 juta rupiah saja sudah sulit," keluh pedagang yang tidak mau ditulis namanya.
Para pedagang berharap bahwa pembangunan Pasar Sumedang bisa segera diselesaikan. Atau ada tempat yang lebih baik dari penampungan sementara yang sampai saat ini dijadikan ruang jualan para pedagang.
Harapan inilah yang dijawab oleh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang. Melalui percepatan pembangunan pasar semi modern berlantai tiga di Sumedang serta pasar terbuka bersistem hanggar.
"Pembangunan sudah berjalan lagi untuk Pasar Sumedang. Bahkan di tahun ini kita juga kembangkan sistem pasar hanggar di sekitarnya," kata Wahyu Hidayat Kepala DPKPCK Kabupaten Malang kepada MalangTIMES.
Baca Juga : Kejahatan Merajalela di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata Wali Kota Malang
Wahyu melanjutkan, pihaknya mengalokasikan Rp 10 miliar untuk proses penyelesaian lantai 3 Pasar Sumedang. Serta pembangunan los-los terbuka di sekitarnya. "Desember kita targetkan selesai untuk pembangunannya. Sedangkan untuk pasar sistem hanggarnya yang ada di sekitar lokasi juga kita kebut agar bisa ditempati pedagang," ujar peraih Doktor Ilmu Sosial dari Unmer Malang.
Pembangunan pasar sistem hanggar yang berada di sekitar lokasi Sumedang nantinya menjadi pasar semi modern. Merupakan jawaban Pemkab Malang bagi para pedagang untuk menempati lokasi yang lebih bersih, bagus, nyaman dan memiliki sirkulasi udara. Pasar hanggar inilah yang nantinya juga akan mampu menampung pedagang yang tidak tertampung di Pasar Sumedang.
Selain juga sebagai upaya dalam melakukan penataan transaksi jual beli yang disesuaikan dengan jenis jualan pedagang. "Jadi harapannya dengan pembangunan model hanggar di sekitar Sumedang, bisa lebih tertata. Ini nanti pihak Disperindag yang akan melakukannya. Misal untuk los hanggar nanti bisa ditempati pedagang daging, sayur atau ikan," ujar Wahyu.
Terpenting juga dengan pembangunan pasar hanggar yang merupakan satu kesatuan dengan Pasar Sumedang, wilayah sekitarnya bebas dari kesan kumuh yang selama ini terlihat.
"Bagian selatan dan utara serta belakang Pasar Sumedang bisa tertata dan difungsikan pedagang nantinya. Sehingga kesan kumuhnya hilang. Selain juga akan membuat semakin banyak pedangan yang bisa ditampung di sini, nanti," ucap Wahyu.
Disinggung Pasar Sumedang dan hanggar di sekitarnya bisa difungsikan, Wahyu menegaskan, pihaknya menarget Desember sudah terselesaikan. "Sedangkan untuk serah terima bangunannya ke Disperindag tahun depan. Kita hanya membangunnya, untuk teknis pemakaian di sana," pungkasnya.