JATIMTIMES - Upaya mengurai kemacetan di Kota Malang terus dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga melibatkan forum lalu lintas dan angkutan jalan (FLLAJ) dalam merumuskan solusi dalam mengurai macet di Kota Malang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengatakan, salah satu kebijakan yang kemungkinan akan dilakukan adalah dengan mengoptimalkan transportasi publik. Tujuannya, agar volume penggunaan kendaraan pribadi bisa berkurang.
Baca Juga : Peduli Dunia Kesehatan, Bank Jatim Serahkan CSR Sepeda Ambulans
"Di sinilah kita perlu adanya edukasi agar bagaimana masyarakat bisa lebih tertarik memanfaatkan publik transport untuk mengawal kegiatan kita dari satu tempat ke tempat lain," ujar Erik, Selasa (21/11/2023).
Sebagai langkah awal, Erik menilai perlu adanya perumusan semua titik-titik yang tingkat kemacetannya terbilang tinggi. Termasuk di persimpangan-persimpangan yang terdapat trafic light. Yang menurutnya, perlu ada penyesuaian lebar kaki simpang.
"Artinya, titik-titik simpang untuk bisa mengalirkan arus belok kiri jalan terus, ataupun kalau ada lampu merah antreannya tidak terlalu panjang sekali. Nah ini yang akhirnya perlu pelebaran jalan, pengadaan tanah yang prosesnya cukup panjang dan tidak mudah," terang Erik.
Erik menilai, transportasi publik merupakan salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk mengurai kemacetan. Sebab menurutnya, konstruksi dan kondisi jalan di Kota Malang tentu tidak dapat secara terus menerus mewadahi jumlah kendaraan yang setiap hari bertambah.
"Jadi mulai dari lebar jalannya, panjangnya, fly over yang terbangun, itu gak akan pernah menjawab kebutuhan dari jumlah kendaraan yang terus bertambah," tutur Erik.
Baca Juga : Budaya Literasi di NU Belum Maksimal, Gus Iwan Ajak FJN Perkuat di Kalangan Santri
Selain itu, Erik mengatakan bahwa Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat juga berpesan agar sarana dan prasarana (sarpras) transportasi yang dibangun, mengarah pada penguatan transportasi publik. Yakni agar warga bisa lebih tertarik dalam menggunakan transportasi umum.
"Ini masih akan kita rumuskan transportasi publik yang nantinya bisa menampung pergerakan masyarakat secara maksimal. Jadi kita bisa mengurangi secara signifikan jumlah kendaraan roda 2, roda 4, yang nantinya banyak berlalu lalang di jalan ini," pungkas Erik.