JATIMTIMES - Media sosial X (Twitter) ramai dengan unggahan "From The River To The Sea" yang dikaitkan dengan kebebasan Palestina.
Unggahan tersebut hingga Minggu (19/11/23) siang menjadi trending topik dengan 461 ribu postingan.
Baca Juga : Isu Kletih Bikin Warga Jember Resah, Polisi dan Satpol PP Gencarkan Patroli
Trendingnya unggahan tersebut diduga membuat pihak Israel ketakutan. Bahkan baru-baru ini Elon Musk, pemilik X mengancam akan mensuspen akun yang mengunggah kalimat itu.
"Seperti yang saya katakan awal pekan ini, ‘dekolonisasi’, ‘dari sungai ke laut’ dan eufemisme serupa selalu berarti genosida. Seruan yang jelas untuk melakukan kekerasan ekstrem bertentangan dengan persyaratan layanan kami dan akan mengakibatkan penangguhan.” Ujar Elon dalam unggahannya.
Melansir dari Ynetnews, Musk sendiri memberikan pernyataannya di tengah kontroversi yang dipicu oleh salah satu postingannya. Musk menilai jika pernyataan yang viral tersebut sebagai bentuk dukungan teori konspirasi antisemit yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi memicu kebencian terhadap orang kulit putih.
Kalimat From The River To The Sea ini pun digunakan politisi dunia seperti Politisi Asal Inggris dari Partai Buruh Andy McDonald.
"Kami tidak akan berhenti sampai kami mendapatkan keadilan, sampai semua orang, Israel dan Palestina, antara sungai dan laut bisa hidup dalam kebebasan yang damai,” kata Andy McDonald, anggota parlemen dari Partai Buruh, pada protes di London yang diselenggarakan oleh Solidaritas Palestina.
Diketahui “From the river and the sea” merupakan penggalan slogan yang digunakan sejak tahun 1960-an oleh berbagai kalangan dengan berbagai tujuan. Dan hal ini diartikan dalam beragam penafsiran, mulai dari penafsiran genosida hingga penafsiran demokratis.
Baca Juga : Marina City, Las Vegasnya Indonesia yang Kini Jadi Kota Hantu
Melansir The Guardian, pepatah lengkapnya berbunyi: “from the river to the sea, Palestine will be free”– mengacu pada tanah antara Sungai Yordan, yang berbatasan dengan Israel bagian timur, dan Laut Mediterania di sebelah barat.
Lantas mengapa Israel ketakutan mendengar unggahan itu? Beberapa ahli mengklaim bahwa terminologi tersebut mengandung maksud genosida. Pada tahun 1966, pemimpin Suriah Hafez al-Assad, ayah dari diktator negara saat ini, mengatakan: "Kami hanya akan menerima perang dan pemulihan tanah yang direbut untuk mengusir Anda, para agresor, dan membuang Anda ke laut selamanya."
Hamas kelompok bersenjatanya menyerang Israel 1.400 orang pada 7 Oktober, mengklaim slogan tersebut sebagai penolakan mereka terhadap Israel. “Hamas menolak alternatif apa pun selain pembebasan penuh dan menyeluruh Palestina, dari sungai hingga laut,” kata konstitusi organisasi tersebut pada 2017.