JATIMTIMES - Pendanaan Matching Fund diraih oleh Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang (Unisma). Sebuah inovasi pupuk yang membantu dalam meningkatkan produktivitas tanaman, tengah dikembangkan tim yang diketuai oleh Prof Dr Ir Nurhidayati MP.
Pupuk organik yang dikembangkan oleh tim Fakultas Pertanian Unisma, diperkaya dengan partikel nano bernama Nano-particles Enhanced Vermicompost (NEV).
Baca Juga : 102 Stand Berbagai Daerah Pamerkan Unggulan Pariwisata di Expo Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusantara 2023
"Produk pupuk organik kami yang dilengkapi NEV sudah dilakukan sejak 2015. Produk ini adalah formulasi vermikompos plus dengan bahan aditif tepung cangkang telur dan tepung ikan," jelasnya.

Dengan penambahan partikel nano ini, penggunaan pupuk dalam budidaya tanaman akan lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sehingga, hal tersebut tidaklah merusak lingkungan agroekosistem.
Pupuk ini telah diujicobakan pada beberapa komoditas tanaman sayur, seperti kubis, brokoli, sawi pakcoy, tomat, kangkung, sawi, caisim, dan sayuran lainnya. Hasilnya sangat memuaskan. Sebab, terdapat peningkatan hasil tanaman 40 sampai 80 persen.
Produk inovasi pupuk organik ini mampu menggantikan pupuk kimia yang tentunya lebih mahal. Selain itu, produk ini tentunya lebih ramah lingkungan. Sehingga pupuk organik ini sangat mendukung green economy yang mendukung peningkatan geliat ekonomi sektor pertanian.
Lebih dari itu, produk ini dapat berkontribusi dalam mengatasi pemanasan global, seperti emisi karbon. Tak dipungkiri Indonesia selama ini kerap dituding sebagai penghasil karbon. Bahkan sektor pertanian malah dianggap menjadi penyumbang yang cukup signifikan.
"Oleh karena itu, saya memanfaatkan ini dengan energi terbarukan dan limbah, yang diharapkan nanti bermanfaat untuk pertanian di Indonesia," jelasnya.
Baca Juga : Tempat Cuci Piring Portable Royal, Solusi dari Graha Bangunan untuk Segala Kebutuhan Dapur
Dalam program Matching Fund, Prof Nurhidayati berkolaborasi dengan Mitra PT. NanoTech Indonesia Global (NIG). Dana yang diperoleh dari matching fund sebesar Rp 347.759.000, dari mitra Rp 358.142.000 serta, dari perguruan tinggi sebanyak Rp 28.731.700.

Sementara itu, Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi menambahkan, bahwa program matching fund ini begitu strategis. Program ini tentunya menciptakan kolaborasi yang sangat apik antara dunia usaha dan dunia industri serta perguruan tinggi. Program ini juga mendukung dalam pencapaian 8 indikator kerja.
"8 indikator tersebut, meliputi lulusan perguruan tinggi mendapat pekerjaan layak, mahasiswa mendapat pengalaman luar kampus, ada desain pengalaman di luar kampus, praktisi mengajar, hasil kerja dosen diakui masyarakat dan internasional, kerjasama dengan mitra kelas dunia, kolaborasi nasional dan internasional, serta program studi bertaraf internasional," pungkasnya.