JATIMTIMES - Masalah adanya pengamen jalanan yang memaksa masuk bus-bus wisatawan menjadi perhatian Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai. Dia ingin memastikan wisatawan yang datang ke Kota Batu aman dan nyaman.
Oleh karena itu, dia menginstruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) berwenang untuk melakukan tindakan tegas. Jika didapati adanya anak jalanan atau pengamen yang masuk ke dalam bus pariwisata secara paksa di Kota Batu, pihaknya bakal melakukan penertiban.
Baca Juga : Tindaklanjuti Keluhan Warga, Polisi Amankan 9 Motor Protolan di Situbondo
"Tugas kita untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan maupun pelaku wisata. Jadi kami akan tertibkan kalau itu benar adanya,” ucap Aries, Senin (13/11/2023).
Pihaknya pun akan segera melakukan operasi gabungan antara Satpol PP Kota Batu bersama Dinas Sosial. Kedua OPD ini diminta melakukan operasi atau patroli berkala di beberapa obyek wisata hingga pusat oleh-oleh.
Tak hanya lokasi tersebut, operasi gabungan itu bakal dilakukan di tempat-tempat pemberhentian bus agar tidak menganggu kenyamanan wisatawan. Mengingat, pada akhir tahun wisatawan mulai menyerbu Kota Batu untuk berlibur.
Sehingga, Aries tak ingin wisatawan merasa terganggu dan tidak nyaman saat berwisata ke Kota Batu. Yang ditakutkan akan mempengaruhi angka kunjungan ke kota apel ini.
Pada 2023 ini, Kota Batu menargetkan jumlah kunjungan hingga 10 juta wisatawan. Meski hingga akhir bulan Oktober sudah tembus 8,2 juta, Pemkot Batu masih harus mengejar 1,8 juta wisatawan.
Diberitakan sebelumnya, aksi anjal atau pengamen jalanan tersebut biasanya dilakukan saat bus pariwisata sedang menunggu rombongan wisata yang jalan-jalan. Terkadang mereka juga memanfaatkan kesempatan masuk ke dalam bus, saat kondisi jalan tengah macet atau menunggu traffic light menyala hijau di persimpangan.
Baca Juga : Remaja Asal Ngunut Hilang Tergulung Ombak Saat Swafoto di Tebing Cengger Pantai Sanggar
Hal tersebut diungkapkan Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu, Asep Abiyanto. Terkadang agar mereka tak masuk ke dalam bus, pemandu wisata memberikan kompensasi seperti uang atau rokok.
“Tetapi ada juga mereka tetap ngotot. Setelah kami ancam untuk telpon polisi baru nyali mereka ciut,” ungkap Asep.
Meski mereka mencari uang dengan menyanyi di atas bus, kelakuan pengamen jalanan itu dinilai meresahkan karena mereka ditengarai berada di bawah pengaruh minuman keras. Hal ini pun sangat menganggu para penumpang bus yang sebagian besar merupakan wisatawan dari luar daerah.
Kehadiran pengamen jalanan tersebut tidak hanya mengganggu trip wisata para wisatawan. Yang dikhawatirkan mereka yang naik ke atas bus justru orang yang berniat jahat.