Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Malang resmi membeli 7.500 ton gula milik PG Krebet Malang.
Hal itu sesuai penugasan pemerintah kepada Bulog yang diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas Tingkat Menteri Bidang Perekonomian, 17 Juli 2018 silam.
Kepala Bulog Sub Divre VII Bulog Malang, Fachria Latuconsina menyampaikan, pasca launching pembelian produk gula milik petani lokal pada 25 Juli lalu di Mojokerto, Bulog Malang langsung melakukan pembelian di PG Krebet. Saat ini, proses pembayaran pun sedang berjalan.
"Semua syarat pembayaran sudah kami tuntaskan hari ini, karena memang ada beberapa syarat yang harus dipenuhi," kata perempuan berhijab itu pada MalangTIMES usai menggelar pertemuan dengan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang dan APTRI di Gedung Anusopati lantai 3, Malang, Selasa (32/7/2018).
Sesuai perintah dari Pemerintah Pusat, pembelian gula tersebut dilakukan secara bertahap dengan tujuan menyelamatkan produksi gula lokal.
Dalam tahap awal, pembelian sebanyak 7.500 ton gula di PG Krebet dibandrol dengan nominal mencaai Rp 72 Miliar. Per kilogramnya, gula hasil produksi petani tebu lokal tersebut dibandrol Rp 9.700 sesuai dengan kesepakatan yang berlaku secara nasional.
"Sementara untuk tahap berikutnya, Bulog masih akan menunggu perintah lanjutan," imbuhnya.
Lebih jauh dia menyampaikan jika saat ini stok gula di wilayah Bulog Malang Raya masih berlimpah.
Sekitar empat ribu ton dan kini ada tambahan sebanyak 7.500 ton dari hasil pembelian yang dilakukan dengan PG Krebet belum lama ini.
Dari hasil pemaparan, dia pun optimis jika kualitas gula di Kabupaten Malang sangat bagus. Sehingga pihaknya tidak akan merasa takut untuk menjualnya di pasar.
Karena kualitasnya memang tak kalah dengan produk yang sudah beredar di pasar.
"Musim giling ini produksi gula memang nerlimpah, dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berharap agar Bulog bisa menyerapnya," jelasnya lagi.