JATIMTIMES - Sebuah dokumen anonim mengungkap bahwa badan intelijen Amerika Serikat (CIA) tengah mempersiapkan rencana revolusi warna di Indonesia.
Revolusi warna sendiri adalah Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan operasi intelijen AS dalam membangun demokrasi liberal di negara lain, termasuk dengan menggulingkan rezim.
Baca Juga : Apresiasi Tokoh pada Polri yang Telah Bongkar Jaringan Narkoba Fredy Pratama
Melansir laporan MintPress News yang menerima dokumen anonim menjelaskan jika revolusi warna disiapkan oleh CIA, melalui National Endowment for Democracy (NED) untuk mencampuri Pemilu 2024 di Indonesia.
NED sendiri merupakan Non Goverment Organization (NGO) atau LSM swasta yang dibentuk pada 1983 dengan tujuan mempromosikan demokrasi ke negara lain.
Meski "swasta", NED mendapat pendanaan dari pemerintah AS dan disebut-sebut menjadi “front CIA” untuk melakukan revolusi warna.
Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo (Jokowi) sangat populer. Meski begitu, Jokowi dinilai tidak dapat mencalonkan diri lagi, sehingga NED berusaha mempengaruhi kekuasaan pasca-Jokowi. Meski intelijen utama Indonesia memperingatkan agar AS tidak campur tangan dalam pemilihan.
Dokumen anonim tersebut juga mengungkapkan cara NED beroperasi di Indonesia. Di antaranya dengan mendukung berbagai LSM, kelompok masyarakat sipil, partai politik, dan kandidat dari berbagai spektrum ideologis.
Lebih lanjut dijelaskan dokumen anonim bahwa NED berusaha memastikan kepentingan AS terlindungi dalam pemilihan. Bahkan mereka siap untuk menggulingkan hasil pemilihan jika diperlukan. NED juga memberikan dana kepada warga Indonesia untuk mengorganisir protes anti-pemerintah.
Baca Juga : Heboh, Tipu Muslihat Susanto Jadi Dokter Gadungan di RS PHC Surabaya Selama Dua Tahun, Ini Profilnya
Meskipun rencana NED untuk hari pemilihan masih tidak pasti, dokumen ini menegaskan peran mereka dalam upaya untuk mempengaruhi politik Indonesia. Ini mengingatkan Indonesia tentang banyaknya aktivitas NED secara rahasia dilakukan oleh CIA di masa lalu.
Diketahui, Presiden Joko Widodo, yang populer dengan nama Jokowi, adalah pemimpin Indonesia pertama yang bukan berasal dari elitis politik atau militer sejak kemerdekaan negara tersebut. Dia telah berhasil dalam berbagai program reformasi dan kebijakan yang mendukung rakyat Indonesia. Namun, hubungannya yang independen dengan AS telah membuatnya menjadi target.
Dalam banyak hal, Jokowi mengikuti jejak Presiden Sukarno yang juga memiliki kebijakan luar negeri independen. Sukarno digulingkan dalam kudeta militer yang didukung oleh CIA pada tahun 1965. Sekarang, dengan Jokowi siap untuk meninggalkan jabatannya, NED berusaha menggantikannya dengan figur yang lebih berpihak kepada kepentingan AS.
NED adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1983 untuk mengganggu rezim "musuh" melalui dukungan terhadap oposisi, aktivis, dan media asing. Mereka telah terlibat dalam campur tangan di berbagai negara, termasuk upaya pemberontakan di Kuba dan upaya menggulingkan pemerintahan Belarusia. Meskipun beberapa upaya mereka telah gagal, NED tetap berusaha mempengaruhi politik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.