JATIMTiMES - Emosi tidak mesti berkaitan dengan marah. Akan tetapi memiliki banyak kaitan selain dengan marah, seperti perasaan senang hingga respons terhadap sesuatu dari luar. Karena itu, jika ada anggapan bahwa emosi sama dengan marah, maka itu merupakan kekeliruan.
"Anggapan yang keliru di mata masyarakat bahwa emosi sama dengan marah, padahal nyatanya keduanya merupakan hal yang berbeda," kata Tanalin Norfidausi, Psikolog Klinis, Langkahati saat pemaparan dalam Youth Psychological Preparation yang diselenggarakan Kementerian Advokasi dan Kesejahteraan BEM FISIP UB Kabinet Bara Galamerta, Selasa (13/9/2023).
Baca Juga : Pemahaman Cyber Security Jadi Salah Satu Kunci Capai Visi Indonesia Emas 2045
Dia pun meluruskan anggapan emosi adalah marah yang sudah terlanjur jamak diartikan masyarakat.
“Emosi punya spektrum yang luas sekali, bukan marah saja. Setiap dari kita juga punya emosi, bukan cewek saja, cowok juga karena kita sama-sama manusia” ujar Tanalin.
Tanalin juga menegaskan bahwa emosi sudah semestinya diolah dengan baik. “Ini merupakan cara-cara kita untuk mengelola atau meregulasi emosi kita,” lanjut Tanalin ketika membahas mengenai apa itu Ruler. Dimana dijabarkan sebagai berikut.
Pertama, recognizing atau mengamati perubahan pikiran, energi, atau sensasi tubuh. Kedua, understanding atau memahami sebab emosi muncul dan mempengaruhi pikiran. Ketiga, labeling atau koneksi antara pengalaman emosi untuk mendeskripsikan. Keempat, expressing atau mengetahui kapan dan bagaimana menunjukkan perasaan. Kelima, regulating atau memonitor.
Tanalin menambahkan bahwa emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dimana ada sensasi tubuh yang dapat dirasakan. Hal ini yang menyebabkan emosi berkaitan dengan pikiran dan perilaku seseorang. Karena itu, penting bagi seseorang dalam mengelola emosinya.
Untuk diketahui, Youth Psychological Preparation.digelar dengan pembahasan “How to Manage Emotional Intelligence in A Quarterly Life Crisis and Communication Management” secara daring melalui zoom meeting pada 13 September 2023.
Langkahati sendiri merupakan sebuah layanan kesehatan mental yang berkomitmen dalam membantu mengatasi masalah psikologi dan emosional yang berbasis di Malang.
Kolaborasi ini dirancang sebagai upaya bersama untuk mendukung kesejahteraan emosional dan perkembangan keterampilan komunikasi. Para peserta mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan pemateri membahas topik yang diangkat dan ikut berpartisipasi dalam sesi diskusi.
Baca Juga : Tingkatkan Kemampuan Literasi Siswa di SDN Pasrujambe 6, Mahasiswa Unikama Kenalkan Program SOBER
Ketua pelaksana Acara YPP, Hasna Ramadhani Fauzi menyatakan acara ini berangkat dari pengamatan bahwa banyaknya mahasiswa yang kurang mampu mengekspresikan diri di tengah berbagai kesibukan kuliah.
“Tujuan kami mengadakannya acara ini adalah agar dapat menjadi wadah untuk memberi bekal kepada mahasiswa/i FISIP UB maupun teman-teman sekalian akan pentingnya rasa aware terhadap regulasi emosi diri,” lanjut Hasna.
Melalui acara ini, besar harapan Hasna agar materi dan diskusi yang telah dilakukan dapat diterapkan secara nyata.
“Kami berharap dengan diadakannya acara YPP, untuk ke depannya adalah teman-teman dapat mengaplikasikan segala insight yang diberikan pada kehidupan sehari hari. Sehingga kesehatan mental kita tetap stabil dan manajemen emosi diri dapat teregulasi dengan baik” ucap Hasna.