Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Dampak Gempa 2021, MAN 2 Malang Masih Tunggu Perbaikan

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Nurlayla Ratri

05 - Sep - 2023, 17:37

Bangunan di MAN 2 Malang masih belum diperbaiki usai terdampak gempa tahun 2021.(Foto: Istimewa).
Bangunan di MAN 2 Malang masih belum diperbaiki usai terdampak gempa tahun 2021.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Dampak bencana gempa bumi di Kabupaten Malang pada Sabtu 17 April 2021 lalu masih belum mendapat perhatian secara menyeluruh. Salah satunya terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang yang berada di Kecamatan Turen.

Di MAN 2 Malang, setidaknya masih ada 3 ruang kelas yang menjadi saksi kedahsyatan gempa berkekuatan 6 skala richter (SR) itu. Ketiga ruang kelas itu mengalami kerusakan cukup parah pada bagian atap dan dindingnya.

Baca Juga : Sering Sebabkan Kecelakaan, 3 Pemuda Singgahan Tambal Jalan Daerah Tuban

"Saat itu yang meninjau ada Bu Risma (Mensos RI), ada Bu Khofifah (Gubernur Jatim), Pak Muhadjir (Menko PMK), Krisdayanti (Anggota DPR-RI), tapi ternyata tidak ada bantuan," jelas Kepala MAN 2 Malang, Titien Sumartin, Selasa (5/8/2023) siang. 

Tiga ruang kelas tersebut saat ini tidak digunakan. Titien mengatakan, pihaknya terpaksa merobohkan sebagian dinding yang telah rusak. Mengingat faktor keamanan, apalagi ruang kelas yang rusak tersebut dibongkar. 

"Jadi sampai sekarang menyisakan tiga ruang lantai atas. Temboknya saya robohkan, karena membahayakan siswa di ruang bawahnya. Untuk menyelamatkan gedung bawah, saya tutup semen. Supaya tidak bocor sebenarnya," terang Titien. 

Sebenarnya, beberapa pekan setelah gempa itu terjadi, perbaikan sempat disebut akan dilakukan langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Tapi sampai sekarang, ternyata perbaikan tersebut tak kunjung dilakukan. 

"Malah (bangunan) di sisi utara itu, perbaikannya dibantu oleh BRI melalui CSR (Corporate Social Responsibility)," imbuh Titien. 

Menurutnya, kondisi tersebut cukup disayangkan. Apalagi, sejak ia memimpin MAN 2 Malang pada tahun 2021, dirinya berkomitmen untuk meningkatkan prestasi siswa. Baik di bidang akademik maupun non akademik. 

Sebab dirinya menilai bahwa kondisi sarpras yang rusak, cukup menjadi kendala dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Apalagi, MAN 2 terbilang masih muda sebagai lembaga pendidikan negeri. 

Baca Juga : Gandeng Dispendik, Polres Jember Pilih 190 Pelajar Jadi Duta Anti Narkoba

"Dulu kan sekolah swasta, dan baru dinegerikan sejak tahun 2009. Usianya masih muda, sedangkan di sini kompetisinya cukup ketat. Kepercayaan masyarakat ini kan salah satu dengan melihat bangunan fisiknya," terang Titien. 

Namun dirinya bersyukur, sedikit demi sedikit perbaikan telah berangsur dilakukan. Tahun ini MAN 2 Malang mendapat bantuan revitalisasi sebesar Rp 1,3 Miliar dari Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah. 

"Saya undang Pak Direktur KSKK (Kemenag) untuk menunjukkan bagaimana kondisinya. Lalu saya dikasih revitalisasi Rp 1,3 M, itu untuk bangunan yang di selatan," jelas Titien. 

Selanjutnya, pada tahun 2024 mendatang pihaknya juga akan mendapatkan bantuan dari Kemenag melalui program SBSN. Yang nantinya akan dirupakan untuk membangun laboratoriun terpadu dan perpustakaan. 

"Karena memang dampaknya gempa ini luar biasa. Makanya pelan-pelan sedikit demi sediki sarana dan prasarana kita benahi. Harapannya bisa menggenjot prestasi," pungkas Titien. 


Topik

Pendidikan MAN 2 Malang gempa malang bangunan rusak bantuan


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Nurlayla Ratri