JATIMTIMES - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang tengah menggenjot aktivasi identitas kependudukan digital (IKD). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengejar target nasional dalam aktivasi IKD sebesar 25 persen dari jumlah masyarakat wajib KTP.
Kepala Dispendukcapil Kota Malang Dahliana Lusi Ratnasari mengatakan, masyarakat di Kota Malang yang berusia di atas 17 tahun dan wajib ber-KTP ada sebanyak 167.000. Untuk itu, pada tahun 2023 ini setidaknya sudah ada 41.750 warga ber-KTP dan telah melakukan aktivasi IKD.
Baca Juga : Gerakan Cerdas Memilih Sasar Pemuda di Polinema Dibalut dengan Lomba Kreasi Baris Berbaris
"Ya harus optimistis. Makanya kami genjot sampai Desember ini bisa memenuhi yang menjadi target nasional sebanyak 25 persen dari masyarakat wajib KTP," jelas Lusi.
Sementara itu data yang dihimpun media ini, sampai memasuki September 2023 ini, capaian aktivasi IKD di Kota Malang sudah sebesar 15,7 persen. Atau sudah ada sebanyak 26.046 warga yang sudah melakukan aktivasi IKD.
"Jadi, kalau tatgetnya 25 persen, ya tinggal sekitar 10 persen lagi. Masih ada sekitar 16 ribu warga lagi yang perlu diaktivasi IKD," imbuh Lusi.
Untuk dapat mencapai target tersebut, Dispendukcapil pun melakukan berbagai langkah percepatan. Salah satunya dengan mengoptimalkan layanan jemput bola administrasi kependudukan atau disingkat Jembol Adminduk.
Dalam layanan tersebut, petugas Dispendukcapil mendatangi kantor-kantor kelurahan untuk melayanai kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan dokumen adminduk. Pada kesempatan itu, petugas yang bersangkutan akan meminta warga sekaligus melakukan aktivasi IKD.
Jika dikalkulasi, kekurangan 10 persen tersebut berarti ada sebanyak 16.700 warga yang harus melakukan aktivasi IKD hingga akhir tahun 2023 ini. Lusi mengatakan bahwa pihaknya pun optimistis jumlah tersebut bisa tercapai.
Baca Juga : Pengaktifan Peserta PBID Kabupaten Malang Diperkirakan Menelan Anggaran Rp 32 Miliar
Selain Jembol Adminduk dengan mendatangi kantor kelurahan, Dispendukcapil Kota Malang juga menyasar sekolah dan kampus. Harapannya, pemilik KTP pemula bisa turut melakukan aktivasi IKD.
"Kalau ke SMA, yang kamj sasar bukan hanya siswa, tapi juga gurunya. Tapi kalau ke kampus, ya dosennya yang kami fokuskan karena kalau mahasiswanya kan banyak yang dari luar daerah," ungkap Lusi.
Untuk mencapai target itu, Lusi mengalkulasi bahwa setidaknya dalam satu hari ada 300 warga yang melakukan aktivasi IKD. Atau dalam satu bulan setidaknya ada sebanyak 6.000 warga melakukan aktivasi IKD.