JATIMTIMES - Kisah Nabi Musa AS bertemu malaikat maut termasuk di antara kisah-kisah hikmah para nabi. Kisah ini salah satu tanda kebesaran Allah yang patut kita renungi. Dilansir dari akun Tiktok @ferry rinaldi, suatu hari, Allah mengutus malaikat maut yakni Izrail kepada Nabi Musa AS dalam wujud seorang manusia biasa.

Manusia yang berwujud sebagai orang pria itu meminta agar nabi Musa AS memenuhi panggilan Tuhannya. Malaikat Izrail yang saat itu berwujud sebagai manusia biasa juga menyampaikan pesan Allah SWT bahwasanya ajal dari Nabi Musa As itu sudahlah dekat.

Baca Juga : Judi Togel 2 Orang Asal Singgahan Diamankan Satreskrim Polres Tuban

Namun, pada saat itu Nabi Musa AS tidak mengenali malaikat Izrail yang kala itu berwujud manusia. Sebagai seorang yang tegas Nabi Musa pun tak percaya apa yang dikatakan manusia itu dan bahkan ia mengira bahwa dirinya hendak dibunuh oleh manusia itu.

Ia lantas menampar manusia itu hingga bola mata dari manusia yang merupakan malaikat Izrail pecah dan keluar. Mendapat tamparan dari Nabi Musa, malaikat maut pun kembali kepada Allah dan mengadukan atas kejadian itu.

Allah kemudian kembali memerintahkan malaikat maut agar menyampaikan pesannya kepada Nabi Musa. Allah meminta agar Nabi Musa meletakkan tangannya di atas punggung sapi jantan. Allah meminta agar Musa menghitung bulu-bulu sapi yang tertutup tangannya.

Mendengar hal itu, Nabi Musa pun lantas bertanya kepada Allah SWT.

"Lantas apa yang terjadi terhadapku ya Allah?,"

Baca Juga : Siapa Caleg Termuda dan Tertua di DCS Tulungagung?

"Setiap bulu-bulu yang tertutup dihitungnya sebagai tambahan usia satu tahun," firman Allah SWT.

Mendengar hal itu, Musa lantas meminta agar nyawanya dicabut saat itu juga. Ia juga tidak mengambil tambahan umur yang telah diberikan Allah SWT. Apabila Nabi Musa memilih untuk mengambil tambahan usia sebanyak bulu sapi yang tertutup tangannya, sungguh bukanlah hal yang tidak mungkin jika saat ini ia masih hidup.

Namun, sebelum kematianya, Nabi Musa memohon kepada Allah SWT agar nyawanya dicabut dekat Tanah Suci (Baitul Maqdis) hingga sedekat lemparan batu. Permohonan terakhir dari Nabi Musa ini menunjukkan bahwa betapa cintanya ia kepada Tanah Suci. Bahkan, sang Nabi dikubur pun ingin didekatnya. Makan Allah pun mengabulkan permohonan dari Nabi Musa.