JATIMTIMES - Rumah Sakit Islam (RSI) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar seminar keilmuan dengan tema kehamilan risiko tinggi yang melibatkan 21 Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) di Malang Raya dengan pemateri dari RSI Unisma yakni dr Retno Pudjiastuti SpOG.
Kepala Ruangan Bersalin RSI Unisma Restu Widyarini menyampaikan, bahwa seminar keilmuan yang dilakukan pada hari ini merupakan salah satu kegiatan pembinaan kepada jejaring rujukan rumah sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (Ponek) RSI Unisma dengan TPMB di Malang Raya.
Baca Juga : RSI Unisma Gelar Pelatihan Tatalaksana Kecelakaan di Jalan Raya bagi Puluhan Relawan
Menurutnya, kegiatan pembinaan bagi para bidan mandiri di Malang Raya yang merupakan jejaring rujukan RSI Unisma ini sangat penting sekali dilakukan. Karena keilmuan khususnya di bidang kehamilan risiko tinggi terus mengalami perkembangan.
"Karena kita sebagai pemberi layanan kepada masyarakat harus mengupdate ilmu. Jadi berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Jadi ada jurnal-jurnal penelitian itu nanti bisa menjadi masukan juga untuk tambahan ilmu kita sebagai bidan," ungkap Restu, Selasa (29/8/2023).
Restu mengatakan, bahwa materi terkait dengan kehamilan risiko tinggi sangat penting untuk dipahami secara mendalam oleh para bidan. Pasalnya, ham inj berpengaruh pada saat kelahiran bayi pada proses persalinan.
"Karena kehamilan risiko tinggi itu sangat memengaruhi pada saat proses persalinan maupun bayi lahir. Kehamilan risiko tinggi jika tidak segera ditangani akan bisa membuat ibu meninggal," tutur Restu.
Disinggung mengenai risiko tinggi apa saja yang dapat menyerang pada saat kehamilan, yakni preeklamsia atau komplikasi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serta penyakit bawaan ataupun penyakit jantung.
Baca Juga : Atasi Sampah di Kota Batu, Berikut Isi Surat Edaran Pilah dan Kelola Sampah
Jika ditemukan pasien ibu hamil dengan penyakit-penyakit risiko tinggi pada kehamilan tersebut harus segera ditindaklanjuti. Jika di masing-masing bidan mandiri sekiranya tidak dapat menangani atau memiliki alat lengkap untuk menangani, diharapkan agar segera dirujuk ke RSI Unisma.
"Harapannya setiap kali ada kegawatdaruratan itu bidan diharapkan tanggap, terutama yang di faskes atau tempat praktik mandiri. Semisal tidak memungkinkan untuk ditangani sendiri, maka harus segera dirujuk. Tujuannya agar kematian ibu dan bayi harus turun, karena di Indonesia masih tinggi," pungkas Restu.