JATIMTMES - Rumah Sakit Islam (RSI) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar pelatihan quick response terkait dengan tatalaksana kecelakaan di jalan raya dan cara transportasi aman ke rumah sakit bagi 31 relawan di Kota Malang.
Sebanyak tiga pemateri yang merupakan dokter dari RSI Unisma berkesempatan memberikan materi kepada puluhan relawan dalam kegiatan ini. Di antaranya dr Putra Agung Dewata SpEM, dr Wahyudi Kuncoro MMRS dan dr Kartika Vieta Rini.
Baca Juga : Kukuhkan Guru Penggerak, Berikut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor
Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) Unisma dr Wahyudi Kuncoro MMRS menyampaikan, gelaran pelatihan quick response ini merupakan inisiatif dari pihak RSI Unisma dalam rangka menyambut hari lahir ke-29 tahun serta memberikan pengetahuan dan ilmu tambahan bagi relawan saat membantu pasien kecelakaan.
Pihaknya menjelaskan, digelarnya pelatihan quick response bagi puluhan relawan ini dikarenakan dari beredar data wawancara yang telah dikumpulkan oleh pihak RSI Unisma, banyak relawan yang belum pernah mendapatkan pelatihan keterampilan dasar dalam menolong pasien.

Padahal menurutnya, para relawan merupakan ganda terdepan yang menjadi orang pertama yang berinteraksi dengan dengan pasien dan diharapkan dapat memberikan pertolongan persatuan kepada pasien saat dibutuhkan.
"Sehingga kita merasa perlu untuk memberikan pelatihan terkait dengan penanganan kegawatdaruratan," ungkap Wahyudi, Selasa (29/8/2023).
Terdapat beberapa keterampilan yang diberikan kepada para relawan. Yakni Bantuan Hidup Dasar (BHD), pembidaian kepada pasien yang mengalami patah tulang, penanganan pada pasien yang mengalami luka-luka serta pemindahan pasien yang mengalami kecelakaan di jalan raya atau dari rumah dibawa menuju ke rumah sakit.
"Di tempat pertama mereka diajarkan BHD dengan melakukan pemijatan jantung. Tempat kedua mereka diajarkan untuk memberikan pembidaian untuk penanganan kasus pasien patah tulang. Di tempat ketiga untuk perawatan pasien yang terluka," jelas Wahyudi.
Khusus untuk BHD dengan melakukan pemijatan jantung, hal ini merupakan pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada pasien tidak sadarka diri atau tidak bernafas atau jantung tidak berdenyut.

Sebenarnya upaya pijat jantung ini bukan saja keterampilan yang harus dimiliki para relawan, melainkan seluruh masyarakat diharapkan dapat memahami praktik pijat jantung. Hal ini sebagai pertolongan pertama terhadap pasien yang tidak bernafas ataupun jantung tidak berdenyut.
Baca Juga : Judi Togel 2 Orang Asal Singgahan Diamankan Satreskrim Polres Tuban
"Ketika kita bisa memberikan pertolongan sendiri di rumah sambil menunggu petugas nakes itu bisa meningkatkan 30 persen survival atau kemungkinan hidup dari pasien dengan gangguan jantung. Sehingga hal itu menjadi yang penting," ungkap Wahyudi.
Melalui kegiatan pelatihan quick response ini, pihaknya berharap para relawan dapat semakin percaya diri ketika memberikan pertolongan pertama kepada pasien yang membutuhkan pertolongan.
"Karena mereka memiliki posibility atau propability ketika bertemu dengan orang yang tidak sadar itu tinggi. Sehingga kesempatan untuk mengaplikasikan keterampilan yang didapat hari ini itu cukup besar," tutur Wahyudi.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan quick response yang juga merupakan Komandan Banser Kota Malang Chilmy Wildan merespons positif kegiatan pelatihan quick response yang digagas oleh RSI Unisma.
Pihaknya berharap, kegiatan pelatihan quick response yang saat ini difokuskan pada para relawan ini dapat berlanjut dan menyasar masyarakat yang lebih luas lagi. "Harapan kami kegiatan ini dapat dilakukan di tingkat RT/RW, agar masyarakat juga memiliki kemampuan pertolongan pertama sehingga jangkauannya lebih luas lagi," pungkas Chilmy.