Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Di Lereng Bromo, Mahasiswa Luar Negeri Belajar Kopi

Penulis : Nana - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

15 - Jul - 2018, 09:47

Enam mahasiswa dari Korea asyik belajar kopi di Desa Taji, Jabung. (Heri for MalangTIMES)
Enam mahasiswa dari Korea asyik belajar kopi di Desa Taji, Jabung. (Heri for MalangTIMES)

MALANGTIMES - Mungkin banyak orang tidak menyangka bahwa di lereng Gunung Bromo,  tepatnya di Desa Taji,  Kecamatan Jabung, yang terletak di ketinggian kurang lebih 1.200 dpl (di atas permukaan air laut), terpendam harta karun berharga yang menarik banyak pihak. Baik kalangan dalam negeri maupun bagi mereka yang berwarga negara luar negeri. 

Baca Juga : Musim Melaut, Para Nelayan yang Berlabuh di Kabupaten Malang Bakal Disemprot Antiseptik

Harta karun tersebut berupa biji-biji hitam yang sejak zaman kolonial Belanda sampai kini tetap menaburkan aroma wangi. Kopi Taji. Itulah harta yang dimiliki masyarakat Desa Taji,  Jabung, yang sejak tahun 1970-1990 menjadi rebutan pasar kopi. 

Aroma kopi Taji kembali bangkit di bumi Arema setelah mengalami mati suri. Kini, kopi Taji telah kembali menyapa para pecinta kopi, baik di pasar dalam negeri maupun melancong ke berbagai negara. Bahkan wanginya kopi Taji telah memincut berbagai mahasiswa luar negeri untuk datang ke sana. Baik mahasiswa dari Eropa sampai Asia. Tujuannya untuk belajar mengenal kopi lebih intim di Desa Taji. 

"Rutin para mahasiswa dari luar maupun dalam yang datang ke sini untuk belajar kopi. Dari Brazil,  Taiwan dan negara lainnya. Kalau mahasiswa Indonesia bisa dibilang tiap hari ada saja yang datang ke sini," kata Heri Purnomo, seorang tentara berpangkat sersan satu (sertu)  yang memiliki kecintaan tinggi terhadap tanaman kopi, Minggu (15/7/2018). 

Kunjungan para mahasiswa terlihat kemarin (14/7/2018). Enam mahasiswa dari Korea begitu asyiknya melihat berbagai hal mengenai perkopian yang ada di Taji. Mereka tertarik dengan berbagai budi daya kopi yang dilakukan oleh para petani Taji. 

Uniknya,  para mahasiswa terkadang bukan dari fakultas yang berhubungan dengan dunia pertanian dan perkebunan. "Tapi mereka begitu antusias untuk belajar kopi kita. Baik dari penanaman sampai pada pengolahan hasil dan rasa dari kopi yang tumbuh di Taji," ujar Heri kepada MalangTIMES. 

Desa Taji,  Jabung, perlahan menjadi ruang belajar kopi dari berbagai negara (for MalangTIMES)

Seperti diketahui di lereng Gunung Bromo ini,  semua jenis kopi tumbuh dengan baik. Berbagai varietas kopi yang dikenal oleh para pecinta kopi ada di Taji. Hal inilah yang menjadi daya tarik para mahasiswa untuk datang belajar mengenai kopi Taji. 

Baca Juga : Draft Sudah Final, Besok Pemkot Malang Ajukan PSBB

Berbagai inovasi dalam budidaya kopi pun terus dilakukan oleh para penggiat dan petani kopi Taji yang kini memiliki generasi baru. Generasi yang akan menggantikan para petani kopi yang telah berusia senja. Mereka adalah anak-anak muda Taji berusia 20 tahun. "Regenerasi kopi Taji telah berjalan di sini. Inovasi-inovasi pun terus bermunculan dan jadi pemikat berbagai kalangan," ujar Heri.   

Misalnya inovasi dalam okulasi varietas  unggulan dengan   pohon kopi yang sudah tidak bisa berproduksi dengan baik. Dari hasil inovasi tersebut, ternyata bisa menghasilkan lagi buah kopi yang berkualitas bagus tanpa harus menganti pohon baru.

Atau beberapa inovasi lainnya. Serupa pengolahan kulit biji kopi menjadi minuman teh herbal. Atau biasanya disebut dengan cascara yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. 

Berbagai inovasi serta kayanya jenis kopi yang tumbuh di lereng Bromo inilah yang semakin membuat masyarakat,  khususnya mahasiswa, berbondong-bondong mendatangi desa yang memiliki dua dusun ini. Apalagi, kata Heri,  siapa pun yang datang untuk belajar kopi di Taji tidak pernah dipungut biaya atau tarif. 

"Gratis Mas bagi yang mau belajar kopi. Kita tidak mengenakan tarif. Kita sangat senang bila banyak yang mau belajar kopi ke sini," ujarnya. 

Bahkan, bagi para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tentang dunia perkopian,  para pendamping di Taji juga semua memiliki kemahiran tentang hal tersebut. "Para pendamping semua memahami tentang kopi. Jadi, para mahasiswa yang datang ke sini bisa dilayani mereka saat bertanya seputar kopi," pungkas Heri. (*)


Topik

Peristiwa Mahasiswa-Luar-Negeri lereng-Gunung-Bromo Desa-Taji kopi-taji


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nana

Editor

Sri Kurnia Mahiruni