JATIMTIMES - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengomentari pertemuan yang terjadi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping di Moscow, Rusia.
Blinken ragu jika pertemuan tersebut dilakukan untuk menghentikan perang di Ukraina.
Baca Juga : Apel Rutin UIN Malang, Perkuat Kordinasi Mendorong Terwujudnya Kampus Unggul Bereputasi Internasional
Seperti dilansir AFP, Selasa (21/3/2023), Blinken menyuarakan skeptisisme atas proposal Xi Jinping terkait perdamaian dengan Ukraina. Dia menilai Rusia dan China bisa menjadi hanya "mengulur-ulur waktu".
"Dunia tidak boleh dibodohi oleh langkah taktis apa pun oleh Rusia, didukung oleh China atau negara lain mana pun, untuk membekukan perang dengan caranya sendiri," kata Blinken kepada wartawan.
Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping telah mendarat di Moskow, Rusia, pada Senin (20/3) sore waktu setempat. Dalam kunjungan kenegaraan ini, Xi akan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Senin (20/3/2023), kunjungan kenegaraan Xi ini akan berlangsung selama tiga hari yang dimulai pada Senin (20/3) waktu setempat.
"Pada 20 Maret sore hari waktu setempat, Presiden Xi Jinping tiba di Moskow, ibu kota Rusia, dengan pesawat khusus," demikian seperti dilaporkan televisi nasional China, CCTV.
Hal itu akan menjadi kunjungan pertama Xi Jinping ke Rusia yang merupakan negara tetangga dan sekutu dekat China, sejak invasi diluncurkan ke Ukraina setahun lalu.
Sementara, kedatangan Xi Jinping ke Rusia disambut baik oleh Putin. Dalam pertemuan itu, keduanya akan membahas banyak hal. Salah satunya ialah negosiasi proposal Xi Jinping agar Rusia mengakhiri perang dengan Ukraina.
"Kami selalu terbuka untuk negosiasi," kata Putin kepada Xi Jinping yang melakukan kunjungan pertamanya ke Moskow sejak dimulainya intervensi militer Rusia di Ukraina tahun lalu, seperti dilansir AFP, Senin (20/3).
"Kami pasti akan membahas semua masalah ini, termasuk inisiatif Anda yang tentu saja kami perlakukan dengan hormat," kata Putin.