Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Pedagang Pasar Splendid Mengeluh Pengunjung semakin Sepi

Penulis : Riski Wijaya - Editor : A Yahya

16 - Mar - 2023, 10:51

Kondisi Pasar Splendid Kota Malang.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).
Kondisi Pasar Splendid Kota Malang.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Ketersediaan lahan parkir yang minim di sekitar Pasar Splendid dikeluhkan oleh pedagang di pasar tersebut. Pasalnya, para pedagang memperkirakan minimnya lahan parkir membuat kunjungan di pasar ini juga minim. 

Berdasarkan pantauan di lokasi dan informasi yang dihimpun, di area menuju Pasar Splendid memang cenderung lebih bersih karena tak banyak mobil parkir. Namun hal itu justru disayangkan. 

Baca Juga : Minat Fashion Kecantikan Semakin Tinggi, Indonesia Menjadi Pasar Kecantikan Terbesar ke-5 di Dunia

"Bisa saja, pengunjung (yang menggunakan mobil) merasa tidak ada tempat parkir, akhirnya batal berkunjung kesini (Pasar Splendid)," ujar Ketua Persatuan Pedagang Pasar Burung Kota Malang (P3BKM), H. Muchtar Kamaluddin.

Menurut Muchtar, area yang biasa digunakan menjadi lahan parkir itu memang sudah tak diperbolehkan lagi untuk parkir mobil oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Hal itu dilakukan seiring diterapkannya rekayasa lalu-lintas dan manajemen angkutan jalan di kawasan Kayutangan. 

Dirinya menilai, secara tidak langsung hal tersebut juga berdampak pada turunnya pendapatan pedagang di Pasar Splendid. Muchtar mengatakan, saat ini masyarakat atau pengendara yang melintas di Pasar Splendid meningkat. Namun hal tersebut tidak diiringi naiknya tingkat pembelian masyarakat di sana. 

"Kalau dirasakan, yang melintas itu banyak. Tapi yang beli jarang. Belum lagi lahan parkir yang minim, pengunjung atau bahkan pembeli juga menurun," terang Muchtar. 

Menurutnya, hal tersebut juga menjadi keluhan pedagang lain. Setidaknya kurang lebih ada sebanyak 250 pedagang yang merasakan hal serupa. Terutama yang berada di kawasan pasar burung dan pasar ikan. 

"Teman-teman pedagang ini bilangnya (mengeluh) ke saya," imbuh Muchtar. 

Selain itu, kendaraan yang melintas di Pasar Splendid secara tidak langsung juga mengikuti satu arah. Sebab, pantauan di lokasi, jalan di pasar ini bisa digunakan sebagai jalan pintas dari Jl. Kahuripan ke arah Jl. Majapahit menuju kawasan Kayutangan. 

Hal itu ternyata juga membuat pengendara yang melintas di jalan ini lebih cepat laju kendaraannya. Dirinya pun menilai bahwa hal itu cukup berbahaya, bagi masyarakat maupun pedagang yang ada di area Pasar Splendid. 

Baca Juga : Bacaleg Perindo Bagikan Gerobak Gratis untuk Pedagang Kecil

"Kalau begini lengang, tapi laju kendaraannya kencang. Itu kan bahaya, apalagi di sana juga ada sekolah, ada siswa yang lalu-lalang," jelas Muchtar. 

Ia mengaku bahwa kondisi itu membuat pendapatannya bersama pedagang lain tak cukup membaik setelah dihantam Covid-19 beberapa waktu lalu. Dimana sejak pandemi hingga saat ini, dirinya mengaku bahwa pendapatannya turun hingga sekitar 35 persen. 

Untuk itu dirinya berharap, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bisa segera merespon apa yang menjadi keluhan para pedagang di Pasar Splendid. Setidaknya agar ada solusi supaya tingkat kunjungan di pasar ini bisa kembali bergairah. 

"Setidaknya Dishub bisa menyediakan lahan parkir. Agar tidak bingung kalau mau ke Pasar Splendid," imbuhnya.

Muchtar berharap agar ada pemasangan rambu di pintu masuk menuju Pasar Splendid. Setidaknya agar memberi peringatan kepada pengendara yang melintas agar tidak terlalu kencang saat melaju. 


Topik

Peristiwa Pasa Splendid kota malang


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Malang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

A Yahya