JATIMTIMES - Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) memperingatkan Ukraina jika Kota Bakhmut di timur Ukraina mungkin akan jatuh ke tangan Rusia sepenuhnya dalam beberapa hari ke depan.
Peringatan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Ia mengatakan, pasukan Rusia terus mengerahkan lebih banyak pasukan ke Bakhmut, tempat pertempuran paling sengit sejak beberapa bulan terakhir.
Baca Juga : 14 Calon Anggota DPD Jatim Gagal Lolos Verfak Tahap Pertama
"Apa yang kita lihat adalah bahwa Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan dan apa kekurangan mereka, mereka coba perbaiki itu dengan penambahan kuantitas," ucap Stoltenberg kepada wartawan di Stockholm saat sela-sela pertemuan dengan para menteri pertahanan Uni Eropa pada Rabu (8/3).
"Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa Bakhmut pada akhirnya akan jatuh dalam beberapa hari mendatang," katanya lagi seperti dikutip AFP.
Adapun prediksi Stoltenberg ini datang setelah tentara bayaran Rusia, Wagner Group, mengklaim telah menduduki tepi timur kota industri tersebut.
Sementara, bos Wagner, Yevgheny Prigozhin, mengklaim pasukannya "telah menguasai wilayah tepi timur Bakhmut seluruhnya."
Operasi militer Rusia di Bakhmut dan beberapa wilayah lain di Ukraina memang di dominasi oleh Tentara Wagner.
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan soal konsekuensi jika Rusia memenangkan peperangan di Bakhmut.
Baca Juga : Prancis Ricuh, Jutaan Orang Turun ke Jalan Berakhir Bentrok dengan Kepolisian
"Kami mencatat bahwa setelah Bakhmut (pasukan Rusia) dapat melangkah lebih jauh lagi dan menyerang kota-kota terdekat di wilayah Donetsk," kata Zelensky dalam wawancara dengan CNN.
"Mereka (Rusia) bisa menyerang Kramatorsk, mereka bisa menyerang ke Sloviansk. Bakhmut akan menjadi gerbang terbuka bagi Rusia menuju kota-kota Ukraina lainnya," ujarnya menambahkan.
Zelensky kemudian mengatakan pasukan Ukraina berupaya terus bertahan di Bakhmut setelah sempat mengisyaratkan akan menarik prajuritnya dari kota itu jika keadaan terus memburuk.
"Tentu saja, kami harus memikirkan kehidupan para pasukan kami. Tapi kami harus melakukan apa pun yang kami bisa selagi kami mendapatkan senjata, perbekalan, dan tentara kami bersiap untuk melancarkan balasan," ujar Zelensky.