MALANGTIMES - Nilai Ujian Nasional (UN) sekolah menengah pertama (SMP) telah dilansir dan diserahkan kepada daerah masing-masing, Jumat (25/5/2018).
Baca Juga : Tak Mau Seperti Menara Gading, UIN Malang Aktif Membantu Masyarakat Terdampak Covid-19
Tentunya hasil UN tersebut telah dinanti banyak pihak, baik siswa sendiri maupun pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Pasalnya, hasil UN SMP menjadi ruang evaluasi bagi pemerintah daerah untuk mengukur kualitas pendidikan yang ada di wilayahnya. Tak terkecuali Kabupaten Malang yang tahun ini bertengger di rangking 20 se-Jawa Timur (Jatim).
"Kemajuan yang terbilang bagus setelah bertahun-tahun ranking SMP kita (Kabupaten Malang) di sekitar angka 30 ke bawah dari 38 kabupaten/kota di Jatim, " kata M. Hidayat, kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Malang, Jumat (25/5/2018).
Dayat, sapaan kadisdik Kabupaten Malang, melanjutkan, kenaikan ranking tersebut, selain sebagai alat ukur kualitas pendidikan di skala Jatim, juga untuk evaluasi di tingkat sekolahan yang ada di wilayahnya.
"Jadi, sebagai bahan untuk kami di tahun depannya. Mana sekolah yang bagus, kurang bagus, atau yang masih di bawah secara kualitasnya," ujar Dayat kepada MalangTIMES.
Lantas, dari ranking 20 di tingkat Provinsi Jatim, SMP mana saja di Kabupaten Malang yang menjadi jawara dan menyumbang angka tertinggi dalam merengkuh kenaikan prestasi pendidikan menengah tersebut? MalangTIMES menyuguhkannya untuk Anda dengan data rilis dari Dinas Pendidikan.
Urutan pertama sekolah yang menyumbang nilai tertinggi dipegang SMPN 1 Singosari dengan nilai rata-rata 316,60. Diikuti SMPN 4 Kepanjen yang selama beberapa bulan digoyang persoalan antara kepala sekolah-nya dengan komite sekolah. SMPN 4 Kepanjen meraup nilai 304,70 dan berada di peringkat kedua. Disusul SMP Ar-Rohmah Boarding School, Kecamatan Dau, di posisi ketiga dengan nilai 301,07.
Baca Juga : Dampak Covid-19, Beasiswa LPDP ke Luar Negeri Ditunda Tahun Depan
Posisi keempat ada SMPN 1 Turen dan diikuti SMP Kristen Pelita Kasih yang mengunci posisi kunci lima besar. (Lihat Grafis 10 besar SMP dalam UN 2018).
Lima besar SMP peraih nilai terbesar tersebut, menurut Dayat, patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi sekolah lainnya dalam meningkatkan kualitas. Walau memang tidak semudah membalik tangan untuk bisa bersanding dengan sekolah favorit.
"Perlu waktu dan tentu anggaran besar yang bisa meningkatkan kualitas sekolah. Baik dari pemerintah dalam penyediaan anggaran serta guru profesional maupun sumbangan wali murid bagi kemajuan sekolah. Ini kan beragam, tapi tentu kami terus upayakan pemerataan kualitas pendidikan," urai Dayat.
Persoalan kurangnya guru serta anggaran yang minim tidak bisa lepas dengan kualitas yang dihasilkannya. Hal ini dipahami betul Disdik Kabupaten Malang yang lebih fokus pada mentalitas pengajar di berbagai sekolah yang disasarnya terlebih dahulu.
"Kami bina dan ubah mental pengajarnya dulu. Baru mulai ke infrastruktur lainnya. Dan ini rutin kami lakukan ke sekolahan yang ada. Hasilnya terlihat dengan ranking 20 dari angka 30-an selama bertahun-tahun, " pungkas Dayat. (*)