MALANGTIMES - Sejarawan Dwi Cahyono menegaskan jika Islam masuk ke Malang tidak secara bersamaan. Setiap wilayah memiliki masa dan rentang waktu yang cukup jauh.
Tak heran, karena Malang memang memiliki wilayah yang sangat luas. Wilayah pertama yang menjadi jujukan dalam proses islamisasi diprediksi berada di kawasan tengah atau yang kini menjadi daerah Kota Malang, tepatnya Gribig, Madyopuro.
Baca Juga : SBY Persembahkan 'Cahaya Dalam Kegelapan', Lagu Bagi Para Pejuang Covid-19
Islamisasi yang terjadi si Gribig pun memiliki jangka waktu yang tak jauh berbeda dengan penyebaran Islam di Malang bagian selatan, yaitu dengan runtuhnya Kerajaan Sengguruh (1545).
Periode berikutnya, Islam diketahui masuk di kawasan Malang bagian barat. Di mana laskar Trunojoyo menyebar pada berbagai pedesaan seperti Ngantang, Pujon, dan Batu. Di sana, para laskar ini mengajarkan ajaran Islam sejak abad ke 17 M.
Sementara di bagian Utara, masuknya Islam termasuk dalam kategori paling muda. Wilayah Malang utara, tepatnya Singosari saat itu masih kental dengan ajaran Hindu. Sebab Singosari sendiri merupakan bekas wilayah Kerajaan Singasari.
Diprediksi, Islam masuk ke wilayah Malang bagian utara pada sekitar 1830-an. Laskar Pangeran Diponegoro dalam hal ini tercatat sebagai tokoh penting yang menyebarkan ajaran Islam dengan menikahi puteri salah satu tokoh penting di wilayah Bungkuk (sekarang Jl. Bungkuk).
Sampai sekarang, kawasan Bungkuk masih terkenal dan banyak menjadi jujukan. Di sana terdapat pondok pesantren dan Masjid Bungkuk yang besar kemungkinan dibangun oleh mantan Laskar Pangeran Diponegoro yang melarikan diri, bernama Kyai Hamminuddin.
Namun sebelum itu, penyebaran Islam ternyata terlebih dulu kembali menyentuh wilayah tengah dan selatan Malang.
Karena sekitar tahun 1750 M, Laskar Untung Suropati memasuki dan menyisir wilayah Malang bagian selatan hingga tengah. Sepeninggal Untung Suropati, keturunan Suropati masih melanjutkan perjuangannya melawan VOC.
Baca Juga : Di Rumah Aja, Deretan Aktris Indonesia 'Halu' Pasang Foto Bareng Aktor Korea Hyun Bin
"Di 1767 terjadi pertempuran sengit antara keturunan Untung Suropati dengan VOC yang bersekutu dengan Mataram," jelas Dwi.
Pasca kalah dalam pertempuran yang lumayan lama itu, para pengikut Untung Suropati menyebar hingga ke wilayah bagian timur seperti Tumpang dan Poncokusumo. Beberapa tokoh yang dituakan di daerah tersebut juga diyakini sebagai mantan laskar Untung Suropati.
Sampai sekarang, jejak dari islamisasi di Malang pun masih dapat ditemui. Paling banyak berupa makam muslim kuno dengan ciri nisan bebatuan besar yang diukir. Ada juga yang terbuat dari kayu dengan ukiran khusus.
"Tapi sayangnya saat ini sudah tak banyak lagi jejak itu yang berbentuk asli. Banyak yang direnovasi sehingga menghapus jejak sejarah itu sendiri. Jadi sangat disayangkan sekali," tambah Dwi.
Dalam periode berikutnya, Islam yang berkembang di Malang pun semakin bervariasi. Jika awalnya yang berkembang adalah Islam Abangan, maka di abad ke 19 sudah masuk pengaruh dari Yamania, dan berkembang istilah Islam Putihan.