Mengangkat tema ‘Sang Wiyata Mahastri’ yang artinya seorang perempuan memiliki kelebihan di dunia pendidikan menjadi persembahan penutup dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Stadion Gelora Brantas, Kota Batu, Rabu (2/5/2018). Sebanyak 2.200 pelajar Kota Batu menampilkan pertunjukkan tarian, paduan suara, dan bermain musik secara kolosal.
Pertunjukan itu dimulai dengan penampilan bermain perkusi berjudul ‘Gempita Rampak’ oleh ratusan siswa dari SMP/MTs serta SMA/SMK/MA. Beberapa siswa ada yang membawa kaleng dan memukul kaleng dengan kayu. Ada pula 12 siswa yang memikul kayu kurang lebih ukurannya 10 meter. Dibawa bersama sambil menari dengan membentuk beberapa formasi.
Kolaborasi dilanjutkan dengan pertunjukan modern dance oleh siswi diawali oleh SD/MI, kemudian SMP/MTs dan SMA/SMK/MA berjudul ‘Menuju Cita’. Lagu yang dipilih merupakan lagu modern Indonesia dan luar negeri yang di-mixing.
Baca Juga : Rencana Pembangunan SDN Sumber Brantas Terganjal Ini
Usai penampilan Menuju Cita, dilanjurkan dengan persembahan paduan suara oleh puluhan pelajar SMP/MTs. Mereka menyanyikan lagu Bunda ciptaan Melly Goeslow kurang lebih selama lima menit.
Sontak saat lagu ini dibawakan, seketika seluruh yang hadir di Stadion Brantas dibuat haru. Tak terkecuali Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo dan tamu lainnya.
Selesai melihat penampilan paduan suara, dilanjutkan dengan persembahan tari ‘Bunga Kasih’ oleh ratusan pelajar TK/RA se-Kota Batu. Dengan mengenakan baju berwarna hitam dan rok berwarna-warni sambil membawa bunga mawar plastik, mereka menari.
Di tengah-tengah tarian, anak Dewanti Rumpoko, yakni Anindya Parasmay Putri, membacakan puisi berjudul Bunda. Penampilan Anindya membuat gemas dan teharu para penonton yang ada di tribun.
Usai menari, mereka membuat formasi lingkaran. Kemudian Dewanti Rumpoko, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Mistin, Kepala Kejaksaan Negeri Nur Chusniah, Ketua PKK Kota Batu Wibi Asri Punjul Santoso turun dari tribun berada di tengah formasi.
Baca Juga : Pemkot Malang Angkat Nilai Sejarah Muatan Lokal Lewat Tulisan
“Kami mempersiapkan pertunjukan ini selama dua bulan. Tentunya tidak mudah untuk menggarap sesuatu yang kolosal dengan jumlah yang banyak,” ujar sutradara ‘Sang Wiyata Mahastri’ Winarto. “Tema ini ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Mistin dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko agar keduanya bisa mengabdikan tugasnya hingga terwujud,” tambahnya.
“Pendidikan sangat erat dengan kebudayaan. Karena itu, ke depan guru harus bisa mendidik pelajar menggali bakat yang kemudian dikaitkan dengan budaya dan menjadi bangsa Indonesia yang besar dan berpendidikan,” ungkap Dewanti.
Ia menambahkan di era globalisasi, media sosial sudah menjamah pelajar. Jadi, para pendidik harus bisa mengontrol dan punya pemikiran yang cerdas. Tentunya agar bisa memberikan nasihat yang kekinian supaya pelajar bisa dengan mudah menangkap mata pelajaran. “Guru harus punya pemikiran yang smart agar bisa memberikan nasihat, pengajaran bukan secara lisan tapi kekinian,” imbuhnya. (*)